ACARA 1
PENEGENALAN ALAT PENGUKUR LAMA
PENYINARAN MATAHARI
SUHU UDARA DAN SUHU TANAH
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Matahari adalah sumber energi bagi
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam atmosfer yang penting bagi sumber
kehidupan. Sinar matahari merupakan unsure yang sngat penting dalam bidang
pertanian. Pertama, cahaya merupakan sumber energi ibagi tanaman hijau yang
melalui proses fotosintesis diubah menadi tenaga kimia. Kedua, sinar matahari
memegang peranan penting sebagai sumber energi dalam proses evaporasi yang
menentukan kebutuhan air tanaman.
Bagian dalam matahari mempunyai suhu
jutaan derajat kelvin, dengan suhu permukaan 6000 K. Dengan suhu tersebut, radiasi yang dipancarkan
berupa gelombang elektromagnetik sebesar 37,5 juta watt/m2 permukaan
matahari. Radisi yang sampai dipuncak atmosfer rata-rata 1360 w/m2,
dan yang sampai kepermukaan bumi hanya sekitar setengahnya, karena sebagian
diserap dan dipantulkan kembali keangkasa luar oleh atmosfer ( khususnya awan
). Radiasi yang sampai kepermukaan bumi juga mengalami pemantulan kembali
keangkasa luar sebesar 30%.
Lama penyanaran ialah lamanya surya
bersinar sampai kepermukaan bumidalam priode satu hari, diukur dalam jam.
Lamanya penyinaran akan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup misalnya
pada manusia dan hewan. Juga akan berpengaruh terhadap metabolism yang
berlangsung pada tubuh makhluk hidup, mislnya pada tumbuhan. Penyinaran yang
lebih lama akan memberi kesempatan yang lebih besar bagi tumbuhan tersebut
untuk memanfaatkannya melalui proses fotosintesis.
Suhu mempunyai pengaruh yang dominan
terhadap perumbuhan dan perkembangan tanaman terutama berpengruh terhadap
perkembangan akar, laju penyerarapan air, dan unsure hara, perkenbangan daun,
produksi bahan kering dan rasio akar dan bagian atas tanaman, dan kualitas
serta kuantitas hasil panen. Maka dari itu kita perlu untuk mempelajari
pengaruh suhu terhadap kehidupan.
B.
Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini
adalah agar dapat memahami pengaruh lamanya penyinaran matahari, suhu udara dan
suhu tanah tehadap tanaman dan juga dapat mengetahui cara kerja dari
masing-masing alat yang digunakan untuk mengukur lama penyinaran matahari, suhu
udran dan suhu tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fotoperiodisme
merupkan tanggapan tanaman terhadap panjang hari. Jadi disini bukanlah
intensitas cahaya yang penting tetapi lama penyanaran oleh matahari. Lamanya
penyinaran matahari berpengaruh terhadap kemampuan tanaman untuk menghasilkan
bagian naman yaitu kemampuan untuk berbunga. Di alam banyak tanaman tidak
menghasilkan bunga apabila panjang hasilnya kurang dari yang seharunya
dibutuhkan tanaman. ( Subroto, 1999 )
Radiasi
surya yang dipancarkan keperukaan bumi merupakan gelombang pendek dan
selanjutnya sebagian energy diteruskan kedalam tanah (bumi) dan energy radiasi
gelombang panjang yang dipancarkan diserap atmosfer bumi dan sebagian lainnya
akan diteruskan keluar sistem atmosfer bumi.
Alat
ukur radiasi memegang peran yang sangat penting dalam setiap kegiatan yang
memanfaatkan radiasi. Dengan alat ini setiap pekerja dapat mengetahui tingkat
radiasi ditempat kerja dan dapat mengambil tindakan yang paling tepat untuk
menghindari terjadinya penerimaan dosis yang berlebihan. (Sukartono, dkk. 2006)
Secara
umum alat untuk mengukur suhu dikenal dengan nama thermometer. Sedangkan alat
pengukur suhu otomatis yang menggunakan kertas pias sebagai perekam datanya
disebut termograf. Termograf adalah tempat pencacatan data tersebut (kertas
pias). Dengan kemajuan teknologi dibidang elektronika tidak lagi menggunakan
kertas pias tetapi data tersebut direkam pada penyimpanan data elektronik.
(Fahry.2010)
Suhu
dipermukaan bumi ini menurun dengan bertambahnya ketinggian dan sebaran suhu
dipermukaan bumi ini dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain: (1) jumlah
radiasi yang diterima perhari, permusim, dan pertahun. (2) pengaruh daratan dan
lautan. (3) pengruh lintang; (4) pengaruh elevasi, dan (5) pengaruh angin.
(Kartasaputra, 1988)
Suhu
tanah juga dipengaruhi oleh jumlah serapan radiasi matahari oleh permukaan
bumi. Pada siang hari suhu permukaan tanah akan lebih tinggi dibandingkan suhu
pada lapisan yang lebih dalam. Hal ini disebabakan karena permukaan tanah akan
menyerap radiasi matahari secara langsung pada siang hari, baru kemudian panas
akan dirambatkan kelapisan yang lebih dalam secara konjuksi. (Anonim,2011)
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan tempat praktikum
Praktikum agroklimatologi dilaksanakan pada hari kamis pukul
16.00 WITA sampai selesai pada tanggal 18 november 2011 di laboraturium Fisika
dan Koservasi Tanah, kampus lama Fakultas Pertanian, Universitas Mataram.
B.
Alat
dan Bahan Praktikum
Adapun alat dan
bahan dalam praktikum ini yaitu alat
tulis menulis, kamera, kertas pias tipe Jordan, pengukur lama penyinaan tipe
Jordan, kertas pias tipe campbellstokes, thermometer ruangan,thermometer
selubung logam, dan water pass.
C.
Prosedur
kerja
1) Didengarkan penyampaian materi yang dijelaskan oleh
co.asst.
2) Dicatat hasil dari materi yang telah
dijelaskan oleh co.asst.
3) Difoto bahan-bahan yang telah
dijelaskan oleh co.asst
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A.
B. Bagian-Bagian Alat
1. kertas pias tipe Jordan
Adapun bagian-bagian
dari kertas pias ini adalah celah sinar dan garis penunjuk waktu dimana jarak
waktu antara garis tebal dengan garis tebal yaitu satu jam sedangkan garis
tipis dengan garis tipis yaitu 10 menit.
2. Kertas pias tipe Campbell stokes
Bagian-bagian
dari kertas pias tipe Campbell stokes ini yaitu terdapat garis penunjuk waktu
dan lubang bekas sinar matahari.
3. Alat pengukur lama penyinaran
matahari tipe Jordan.
Adapun
bagian-bagian dari alat ini yaitu terdapat cela sinar, silinder Jordan, tutup
silinder Jordan, pengatur inklinasi (kemiringan), dasar alat, serta kaki
penyangga.
4. Waterpass
Alat ini
terdiri dari bagian kayu yang digunakan sebagai acuan posisi kedataran suatu
tempat.
5. Termometer ruangan
Thermometer
ini terdiri dari bagian-bagianyang umunya sudah dikenal seperti Skala Celcius (C),
Skala Fahrenheit (F) dan air raksa.
6. Thermometer tanah selubung logam
Adapun
bagian-bagian dari thermometer ini yaitu terdapat penutup selubung, selubung
thermometer, celah pembaca, lubang kaca serta ujung selubung.
C. Fungsi dan cara pemasangan
1. Kertas pias tipe Jordan
Kertas pias ini menunjukan lamanya penyinaran matahari dalam sehari.
Kertas ini dilengkapi dengan skala berupa garis-garis yang menunjukan waktu
dalam jangka 1 jam dan gaaris tipis di antara garis tebal menunjukan jangka
waktu 10 menit. Untuk pemasangannya yaitu dengan menggulung kertas tersebut dan
dimasukkan kea lat pengukur tipe Jordan.
2. Kertas pias tipe Campbell stokes
Berfungsi untuk menunjukkan lamanya peyinaran matahari dalam sehari atau
24 jam. Kertas ini dimasukkan ke dalam alat pengukur lama penyinaran surya tipe
Campbell stokes.
3. Pengukur lama penyinaran lama
matahari tipe Jordan
Alat ini berfungsi sebagai alat pengukur lamanya sinar matahari. Alat ini
dipasang di lapangan yang tidak adda penghalang yang tidak dapat menghalangi
sinar matahari. Atur kedudukan alat sedemikian rupa sehingga sumbutengah
silinder Jordan sejajar dengan bidang tengah bumi, dan tutup siln der harus
menghadap kearah bidang equator.
4. Waterpass
Alat ini berfungsi mengatur kedataran posisi suatu tempat
atau alat, misalnya digunakan pada alat pengukur tipe Jordan.
5. Thermometer Ruangan
Digunakan untuk mengukur suhu suatu tempat (ruangan). Cara
penggunaannya yaitu dengan meletakkan alat tersebut pada suatu tempat atau
ruangan yang ingin diukur suhunya dan alat tersebut akan bekerja sendiri dan
menunjukkan skala atau suhu tempat tersebut.
6. Thermometer Tanah Selubung Logam
Alat ini berfungsi khusus untuk menentukan suhu suatu tanah.
Alat ini digunakan dengan cara ditancapkan kedalam tanah dan didiamkan selama 5
menit kemudian dibuka sekala yang ditunjukkan oleh thermometer tersebut.
BAB V
PEMBAHASAN
Pada
praktikum kali ini telah dibahas beberapa jenis alat untuk mengukur beberapa
unsure iklim seperti; lama penyinaran matahari, suhu udara dan suhu tanah.
Adapun alat-alattersebut yaitu; kertas pias tipe Jordan, kertas pias tipe
compbell stokes, pengukur lamanya penyinaran matahari tipe Jordan, tempratur
ruangan dan tempratur tanah selubung logam.
Kertas pias
tipe Jordan merupakan alat yang digunakan untuk mengkur lamanya penyinaran
matahari, adapun bagian bagiannya yaitu culah sinar dan garis penunjuk waktu di
mana jarak waktu antara garis tebal dengan garis tebal yaitu satu jam,
sedangkan garis tipis dangan garis tipis adalah 10 menit. Kertas pias ini
dimasukkan kedalam alat pengukur tipe Jordan dengan cara di gulung dan
meletakkan celah sinar secara tepat. Alat ini dipasang pada daerah yang tidak
ada penghalang masuknya sinar matahari. Biasanya pada alas alat ini dilrtakkan
wterpass yang digunakan untuk mengatur posisis kedtaran sustu tempat.
Secara umum
alat untuk mengukur suhu dikenal dengn nama thermometer. Untuk thermometer
tanah selubung logam dapat digunakan untuk mengukur suhu tanah. Alat ini
digunakan dengan cara ditancapkan kedalam tanah umumnya 5cm, 10cm, atau 50cm,
diamkan selama 5 menit kemudian dibaca skala yang ditunjukkan oleh thermometer
tersebut.
Pertumbuhan
dan perkembangan tanaman dan hewan sangat tergan tung pada lingkungan tanah dan
iklim. Secara umum dapat dikatakan bahwa melalui klimatologi, manisia akan dpat
secara cermat dan bijaksana untu memanfaatkanmengenai sifat-sifat cuaca/iklim
untuk membangun siasat dan strategi-strategi pengolahan pertanian agar
mendapatkan produk (kualitas dan kuantitas) yang baik. Beberapa manfaat klimatologi
dalam bidang pertanian adalah dapat dijelaskan sebagai berikut, misalnya:
·
Pemilihan
jenis tanaman yang tepat untuk wilayah tertentu atau pemilihan wilayah yang
tepat untuk pengusahaan tnaman tertentu. Dalam menentukan kecocokan suatu lahan
untuk mengembangkan tanaman tertentu maka secara aspek biofisik lahan dalam hal
ini termasuk variable tanah dan iklim mutlak diperlukan.
·
Percobaan-
percobaan agronomi khususnya dilapangan (uji varietas, pemupukan, jarak tanam
dll) memerlukan data-data penunjang iklim yang lengkap.
·
Penerapan
teknik budidaya tanaman/ pengaturan cara bertanam yang tepat teramsuk strategi
pengendalian hama dan penyakit tanaman juga membutuhkan informasi/ data-data
iklim (misalnya suhu, suhu curah hujan, dan angin)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1. Alat untuk mengukur lamanya
penyinaran sinar matahari yaitu tipe Jordan, tipe Campbell stokes, tipe Marvin,
dan tipe Foster.
2. Alat untuh mengukur suhu udara (
ruangan) yaitu thermometer sedangkan alat untuk mengukur suhu tanah disebut
thermometer tanah.
3. Secara umum klimatologi sangat
bermanfaa dibidang pertanian misalnya pemilihan jenis tanaman yang tepat untuk
wilayah tertentu.
B.
Saran
·
Diharapkan
kepada praktikan agar lebih serius dalam mengikuti praktikum.
ACARA II
PENGUKURAN KELEMBABAN NISBI UDARA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam budidaya pertanian, iklim
merupaknan sumberdaya alam yang perlu dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam
usaha peningkatan peoduksi tanaman. Pada hal ini shu dan kelembaban memainkan
perannan penting dalam pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman sejak dari fase
perkecambahan/ pertumbuhan tunas hingga fase produksi. Ketika tanah dalam
keadaan lembab, maka suhu tanah merupakan faktor lingkungan yang dominan yang
menentukan laju perkecambahan, pertumbuhan bibit, dan perkembangan akar. Banyak
kajian-kajian pustaka yang mengungkap pengaruh suhu (baik suhu tanah maupun
suhu atmosfer sekitar tanaman) tehadap aktivitas pertumbuhan dan perkembangan
tanaman diantaranya adalah perkembangan akar, laju penyerapan air dan unsur
hara, perkembangan daun, produksi bahan kering, rasio akar dan bagian atas
tanaman, dan kualitas serta kuantitas hasil panen. Akan tetapi secara umum
dapat dikumandangkan bahwa laju pertumbuhan tanaman meningkat dan menurun
seiring dengan naik turunnya suhu sampai suhu optimum.
Kisaran suhu yang disukai sebagian
besar tanaman umumnya berkisar antara 15oC sampai dengan 40oC.
Tempratur optimum dan makimum berbeda antara tiap jenis (spesies) tanaman.
Dengan adanya variasi suhu dan dan
kelembaban dipermukaan suhu permukaan bumi, kita mengenal berbagai jenis
tanaman sperti apel, strawberry, cherry, gandum, dan balrey memerlukan suhu
dingin dan kelembaban tinggi yang tegas pada fase-fase pertumbuhannya untuk
tumbuh dan berproduksin secara baik. Suhu dan kelembaban berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembanagan tanaman melalui pengruhnya terhadap prose- proses
fotosintesa, respirasi, permeabilitas dinding sel, kegiatan enzim, penyerapan
airdan unsur hara,transpirasi dan koagulasi protein serta aktifitas
mikroorganisme trutama jamur.
B.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mengenal alat-alat untuk mengukur kelembaban nisbi
dan memahami cara kerja dari masing-masing alat tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelembaban
yaitu banyaknya kadar air yang ada di
udara angka kelembaban relative dari
0-100% dimana 0% artinya udaa kering sedangkan 100% artinya udara jenuh.
Keadaan kelembaban di atas permukaan
bumi berbeda-beda. Pada umumnya yang tertinggi ada di daerah khatulistiwa
sedangkan yang terendah pada daerah yang terletak pada 40°. Daerah
rendah ini disebut herse latitude. Curah hujan kecil (anonym,2011)
Kelembaban
udara adalah konsentrasi uap air di udara.nilai konsentrasi ini dapat
dinyatakan dalam kelembaban mutlak (absolute humidity). Kelembaban spesifik
(specific humidity )atau kelembaban
nisbi (relative humidity.RH ). Kelembaban spesifik adalah perbandingan antara masa uap air dengan masa
udara. (silawibawa, I putu, dkk )
Kelembaban
nisbi merupakan perbandingan antara kelembaban actual dengan kapasitas udara
untuk menampung uap air. Bila kelembaban aktual dengan tekanan uap aktual maka
kapasitas udara untuk menapung air tersebut merupakan tekanan uap air tersebut
adalah tekanan uap jenuh sehingga kelembaban uap nisbi dapat ditulskan dalam
persen. Tekanan uap jenuh tergantung oleh suhu udara, semakin tinggi suhu udara
maka kappasitas untuk menampung uap air meningkat (anonym,2011).
Beberapa
prinsip yang umum digunakan dalam pengukuran udara adalah metode pertambahan
panjang, berat pada benda- benda higroskopis, dan juga metode termodinamika.
Alat pengukur kelembaban secara umum disebut hygrometer. Angin yang berhembus
suatu waktu tertentu bukanlah hail suatu proses yang sederhana. Ahli
meteorology telah lama mengetahui bahwa angin merupakan proses intraksi yang
rumit dari pola angin yang umum di dunia ( Handoko, 2006 ).
Defisit
kapasitas udara menampung uap air (pada keadaan jenuh ) tergantung pada suhu
udara. Defisit tekanan uap air adalah seksi antara tekanan uap air jenuh dengan
uap air aktual. Pengembunan akan terjadi bila kelembaban nisbi mencapai 100% (
anonym, 2009 ).
BAB III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
A.
Waktu dan tempat praktikum
Praktikum
dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 24 november 2011, pukul 16.00-selesai.
Bertempat dilaboratorium fisika dan konservasi tanah, fakultas pertanian
universitas mataram.
B.
Alat dan bahan praktikum
1.
Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu hygrometer, psikrometer
sangkar, higrotermograf, thermometer,bola bsah dan thermometer bola kering.
2.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kertas pias
higrotermograf mini, kain muslim, dan aquades.
C.
Prosedur kerja
1.
Didengar penjelasan co.ass
2.
Diamati alat-alat yang disediakan
3.
Digambar atau dipotret alat-alat yang disediakan
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A.
Gambar Alat Dan Bahan Praktikum
B.
Bagian-Bagian Alat
a)
Hygrometer
Pada hygrometer, bagian nimor 1
dinamakan skala, bagian 2 dinamakan skala indicator suhu, bagian 3 dinamakan
skala indicator kelembaban.
b)
Psikkrometer sangkar
Pada psikrometer sangkar, bagian 1
dinamakan thermometer bola kering, bagian 2 dinamakan termometer bola basah,
bagian 3 dinamakan kain muslim, bagian 4 dinamakan tabung aquades, bagia 5
penjepit tabung aquades, bagian 6 dinamakan penjepit tabung bola kering, bagian
7 dinamakan penjepit tabung bola basah.
c)
Higtermograf
Pada higrotermograf, bagian 1 dinamakan
drum arloji, bagian nomor 2 dinamakan rambut, bagian 3 dinamakan lengan pen
(kelembaban), bagian 4 dinamakan lengan pen (tempratur), bagian 5 dinamakan
sekrup penyesuai tempratur, bagian n6 dinamakan sekrup penyesuai kelembaban,
bagiab 7 disebut penjepit kertas, bagian 8 disebut dasar alat, bagian 9
dinamakan tangkai pengunci tutup, dan
bagian nomor 10 dinamkan gir (roda).
d)
Kertas pias hygrometer mini
Pada kertas pias hygrometer mini,
bgian nomor 1 dinamakan skala pengukur kelembaban, bagian nomor 2 dinamakan
skala pengukur tempratur.
C.
Fungsi dan Cara Pemasangan
a)
Hygrometer
Berfungsi untuk mengukur kelembaban
dan tempratur udara. Cara pemasangan, cara penggunaan hygrometer sebagai alat
ukur kelembabandan tempratur yang sangat mudah, hanya dengan meletakkan alat
pad suatu daerah/tempat yang ingin diukur tempratur dan kelembaban, skala
pengukuran dapat dilihat seperti jam.
b)
Psikrometer sangkar
Psikrometer sangkar berfungsi untuh mengukur kelembaban suatu tempat. Cara pemasangan psikrometer
sangkar untuk mengukur kelembaban nisbi prinsipnya sama dengan pengukur suhu
udara yaitu memerlukan sangkar (rumah alat). Digunakan dua thermometer yaitu thermometer bola basah dan bola kering
yang dibungkus kain muslim pada bagian penginderanya, dan terus menerus dibasahi
aquades. Pemasangan kain pada bagian pengindera harus merata dan rapat, tetapi
kain yang digunakan kain kasa, sebelum digunakan dicuci dengan aquades agar
tidak berlemak. Kain muslim harus diganti seminggu sekali sesudah pengamatan atau 30menit sebelum pengamatan.
Gal ini untuk menghindari kesalahan akibat pengotoran debu, jamur, dan lumut.
Agar kain muslim tetap basah dicelupkan ujungnya dalam bejana berisi aquades
yang terletak tepat dibawah thermometer bola basah. Jarak dengan pengindera,
dengan permukaan air antara 2 - 7 cm.
c
) Hygrotermograf
Hygrotermograf mini
berfungsi untuk mengukur kelembaban temperature udara. Cara pemasangan alat ini
adalah dibuka tutup alat dengan menggeser kunci yang berada pada dasar alat,
kearah kiri kemudian diangkat tutup alat secara perlahan – lahan. Dipasang gir (
roda gigi ) yang memiliki 18 buah gigi pada posisi lubang gir untuk dicatat 7
hari yang terletak dibagian bawah drym arloji. Jika alat akan dipakai 1 hari,
maka dipasang gir yang memiliki 22 buah gigi. Dipasang kertas grafik pada drum
arloji pada posisi datar ( horizontal ) kemudian dijepit ke 2 ujung kertas
grafik tersebut dengan alat penjepit yang telah disiapkan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Klimatologi (disebut juga ilmu
iklim) ialah ilmu yang mempelajari keadaan rata – rata cuaca yang terjadi pada
suatu wilayah dalam kurun waktu yang lama. Cuaca merupakan keadaan fisik
atmosfer pada suatu tempat tertentu dalam jangka waktu yang pendek. Cuaca rata
– rata dengan jangka waktu yang lebih lama dikenal sebagai iklim. Klimatologi
pertanian (agroklimatologi) ialah cabang dari ilmu iklim atau cuaca terapan
yang mempelajari tentang hubungan antara proses –proses fisik diatmosfer
(unsur-unsur cuaca) dan proses produksi pertanian. Tercakup didalamnya antara
lain ;hubungan antara factor iklim dan produksi tanaman, sasaran yang hendak
dicapai oleh klimatologi pertanian ialah untuk memahami dan mengkaji
proses-proses yang terjadi pada perubahan lingkungan fisik disekitar organisme
pertanian akibat perkembangan organisme tersebut serta dampak perubahannya bagi
organisme itu sendiri.
Unsure-unsur cuaca yang
diamati dalam klimatologi pertanian meliputi ; radiasi matahari, suhu,
kelembaban nisbi udara, tekanan udara, evaporasi, curah hujan, angin dan awan.
Sedangkan unsure organisme pertanian yang diamati tergantung pada tujuan
penelitian pertanian seperti ; fase pertumbuhan tanaman, produksi tanaman,
serangan hama, penyakit tanaman dan lain sebagainya.
Koordinasi dan komunikasi
mengenai kegiatan klimatologi secara internasional dibawah suatu badan PBB
yaitu “world meteorological organization” yang berpusat digenewa, swiss. Organisasi ini
dibentuk untuk pengembangan dan keseragaman dalam penyelenggaraan pengamatan
cuaca dan iklim. Seangkan koordinasi meteorology di Indonesia diatur oleh badan
meteorology dan geofisika, Jakarta yang menentukan waktu pengamatan menurut
waktu matahari.
Dalam ilmu agroklimatologi
maupun ilmu yang bersifat obsevasi lainnya, kita tidak bisa hanya mempelajari
buku-buku dan laporan tentang ilmu agroklimatologi yang ditulis para ahli,
tetapi kita perlu juga mengadaka pengamatan dari percobaan dalam laboratorium
untuk mengkaji kebenaran dan menarik kesimpulan yang telah didapat dalam percobaan.
Ini merupakan syarat mutlak dalam ilmu pengetahuan yang menyangkut masalah
observasi.
B.
tujuan praktikum
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah sebagai
berikut ; agar praktikan dapat mengenal nama – nama dari alat pengukuran
kecepatan dan arah angin seperti anemometer dan alat pengukur curah hujan
seperti alat penakar hujan otomatis, praktikan juga dapat mengetahui fungsi –
fungsi dari alat yang dipraktikan bagaimana cara memasang semua aplikasi yang
terdapat pada alat pengukuran kecepatan angin dan arah angin dan juga alat
pengukur curah hujan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hujan merupakan suatu bentuk peristiwa uap air
yang berasal dari awan yang ada di atmosfer. Alat yang digunakan untuk mengukur
curah hujan dinamakan pluviometer/penakar hujan, penakar hujan dapat
dikategorikan dalam dua jenis yaitu penakar hujan jenis biasa dan otomatis.
Bentuk penangkar hujan jenis biasa ini dibawah tendon terdapat keran untuk
mengeluarkan air air hujan yang diukur pada gelas ukuran, keuntungan dari jenis
alat ini yaitu kita dapat mengetahui kapan/jam berapa ada hujan dan berapa
banyak curah hujan yang sangat penting didalam hidrometeorologi (Anonym, 2010).
Jenis penakar ombrometer merupakan jenis
penakar yang paling banyak digunakan di stasiun klimatologi, yang terdiri dari
corong (mulut penampung air hujan), yang memiliki luas sebesar 100 cm2 dengan
garis tengah luarnya ialah 11,3 cm, bagian dasar dari corong ini terdiri dari
pipa sempit yang menjulur kedalam tabung kolektor yang dapat diketahui bila
keran dibuka kemudian air diukur dengan gelas ukur. Ada gelas ukur yang
mempunyai skala khusus yaitu, langsung dapat menunjukkan jumlah curah hujan
yang terjadi, tetapi apabila menggunakan gelas ukur biasa maka setiap 10 cm3
setara dengan curah hujan sebesar 1 mm. pada penakar curah hujan tipe rekaman
(otomatis) ini di lengkapi dengan system perekam data yang mengukur curah hujan
secara otomatis. Jumlah hujan maupun perkembangan hujan selama satu periode
dapat diketahui dari grafik. Golongan penakar hujan ini sering disebut recording rain gauge atau
pluvlograf atau ombrograf. Alat ini lebih lengkap dan lebih teliti karna
disamping dapat mencatat jumlah curah hujan dapat pula diketahui jumlah hari
hujan serta lamanya hujan dalam satu hari, karena pada kertas pias sudah
tercantum jumlah dan waktu hujan (jam atau hari). Kertas pias diganti setiap
seminggu sekali (Mulyono, 2006).
Air yang jatuh diatas permukaan tanah yang
datar dianggap sama tinggi, volume air hujan pada luas permukaan tertentu
dengan mudah dapat dihitung bila tingginya dapat diketahui. Maka langkah
penting dalam pengukuran hujan ditujukan kearah pengukuran tinggi yang
refresentatif dari hujan yang jatuh Selama jangka waktu tertentu. Wmo
menganjurkan penggunaan satuan millimeter sampai ketelitian 0,2 mm, dalam
bidang klimatologi pertanian dilakukan pencatatan hujan harian (jumlah curah
hujan) setiap periode 24 jam dan jumlah hari hujan. Berdasarkan pengertian
klimatologi, satu hari hujan adalah periode selama 24 jam terkumpul curah hujan
setinggi 0,5 mm atau lebih. Apabila kurang dari ketentuan tersebut maka hari
hujan dianggap nol meskipun curah hujan tetap diperhitungkan (Ariffin, 2008).
Angina adalah udara yang bergerak secara
horizontal dari suatu wilayah yang bertekanan tinggi menuju wilayah yang
bertekanan rendah. Angina muncul sebagai hasil dari pemanasan dipermukaan bumi,
sehingga terjadi perbedaan tekanan udara. Adanya pemanasan di permukaan bumi
mengakibatkan terjadi pemuaian massa udara dan kerapatan udara relative lebih
rendah sehingga tekanan udara menjadi rendah
(Silawibawa, 2007).
Ada
tiga hal yang penting menyangkut sifat angina yaitu ; kekuatan, arah dan
kecepatan angin yang sangat dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara kekasaran
permukaan. Semakin besar perbedaan tekanan udara dari suatu wilayah dengan
wilayah lain maka kecepatan angina semakin besar. Demikian juga dengan
kekasaran permukaan, semakin kasar permukaan yang dilewati oleh angin maka
hambatan yang dialami angin semakin besar sehingga kecepatannya berkurang dan
arah angina mengalami perubahan akibat adanya gerakan turbulensi (Anonym ,
2010).
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
A.
Waktu dan tempat praktikum
Praktikum
ini dilaksanakan atau dilakukan pada hari
minggu, tanggal 28 november
2010, jam 11.30–12.20, di
lab. fisika dan konservasi tanah fakultas pertanian universitas mataram.
B. Alat dan Bahan
Adapun
Alat-alat yang dipakai dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : anemometer,
alat panah angin dan alat pengukura curah hujan / penakar curah hujan otomatis.
C. prosedur kerja
Ada
tiga prosedur kerja yang kita gunakan pada praktikum klimatologi ini antara
lain:
a.
Didengar Penjelasan dari coordinator praktikum
b.
diamati alat-alat yang
digunakan dalam praktikum
c.
dipoto alat-alat yang
diamati
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
- Gambar alat-alat dan keterangannya :
B. Keterangan dari bagian-bagian alat diatas
a). Anemometer
1. Lengan alat / paswing
2. wing “ untuk mengukur kecepatan angin”
3. wing“ untuk mengukur arah angin“
4. boox /perekam atau tempat penghubung ke computer
b).
penakar
curah hujan otomatis
1. Badan alat
2. Kabel penghubung ke komputer
3. Mulut alat
4. Saringan pemasukan air
C. Manfaat dan cara pemasangan alat
a). Anemometer
Berfungsi untuk mengukur kecepatan
angin dan arah angin, cara pemasangan
alat ini sebagai berikut:
1.
Anemometer dipasang ditempat yang tidak terhalang oleh bangunan maupun tumbuh-tumbuhan.
2.
Peralatan dipasang vertical dengan ketinggian dari permukaan tanah yaitu
sekitar 2meter dari permukaan tanah.
b). Penakar curah hujan otomatis
Berfungsi
untuk mengukur curah hujan di suatu daerah secara otomatis, cara pemasangan :
1.
Dipilih tempat yang datar yang jauh dari pepohonan dan bangunan bertingkat
2. Kabel
yang terhubung dengan peralatan disambungkan dengan computer husus untuk mencatat curah hujan.
BAB V
PEMBAHASAN
Dari percobaan praktikum
kali ini dapat kita ketahui bahwa untuk mengukuran kecepatan angin dan arah
angin kita hanya menggunakan alat anemometer. Alat ini berbentuk seperti baling
– baling yang memiliki dua buah sisi dimana salah satu sisi mengukur kecepatan
angin dan sisi yang lain mengukur arah angin, pada sisi baling – baling yang
berfungsi dalam mengukur kecepatan angin berbentuk seperti mangkok menghadap
satu arah melingkar, sehingga bila angin bertiup dari satu arah baling – baling
akan berputar. Semakin kuat angin bertiup maka perputaran mangkok semakin
cepat. Kecepatan angin akan dibaca oleh speedometer yang bisa juga dilihat pada
computer apabila pada bagian bawah anemometer tersebut sudah dihubungkan ke
perangkat computer. Anemometer harus dipasang ditempat yang bebas dari halangan
dan harus mewakili suatu ketinggian tertentu dari permukaan tanah. Untuk
kepentingan agroklimatologi dipasang dengan ketinggian sensor (mangkok) 2 meter
diatas permukaan tanah, untuk pengukuran penguapan dipasang 0,5 meter dan untuk
pengukura di tempat lapangan terbang dipasang pada ketinggian 10 meter, sedangkan
untuk pengamatan kecepatan angina dapat dilakukan setiap saat seperti ; pagi
pukul 07.00, siang 13.00, dan sore hari pukul 18.00.
Alat terakhir yang
diamati pada praktikum ini adalah alat untuk pengukuran curah hujan, yang biasa
di sebut alat penakar hujan yaitu alat yang dipakai untuk mengukur banyaknya
curah hujan yang turun dalam satu hari secara otomatis, alat ini bekerja dengan
system otomatis sesuai dengan namanya alat tersebut diletakkan di tanah yang
datar dan bebas dari halangan baik itu halangan berupa pepohonan maupun gedung
–gedung yang tidak boleh berada di sekitar alat tersebut, ini dilakukan agar
terhindar dari berbagai macam resiko yang dapat mengakibatkan pengukurfan
banyaknya curah hujan tidak maksimal.
Pada bidang pertanian
jumlah hujan yang turun sangat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
dan juga terhadap jenis tanamannya. Jumlah hujan yang turun kepermukaan bumi
berbeda–beda antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya karna perbedaan
keadaan suhu dan awan diwilayah tersebut. Dengan mengetahui curah hujan yang
turun kita dapat menentukan waktu tanam kapan akan dilakukian penanaman tanaman
yang memerlukan banya air. Dengan alat pemgukuran curah hujan ini kita dapat
mengetahui pada bulan saja hujan turun dengan deras. Hujan sangat bermanfaat
sekali bagi kehidupan mahluk hidup yang ada dibumi tetapi alat penakar hujan
otomatis juga memiliki beberapa kekurangan di antaranya ; membutuhkan biaya
yang mahal dan untuk perawatannya disbanding dengan alat penakar observatorium,
perawatannya lebih mudah.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas maka kita dapat
mengambil suatu kesimpulan bahwa :
1. Angin merupakan
gerakan atau perpindahan massa udara dari suatu tempat ketempat yang lain baik
secara horizontal maupun vertical.
2. Curah hujan adalah
jumlah air hujan yang jatuh di permukaan tanah selama periode tertentu diukur
dalam satuan tinggi diatas permukaan horizontal.
3. Alat yang digunakan dalam praktikum ini
adalan anemometer yang berfungsi untuk mengukur kecepatan angin, dan alat
penakar curah hujan otomatis untuk mengukur curah hujan secara otomatis.
4. Setelah melakukan praktikum ini praktikam
mampu dan mengetahui alat – alat yang digunakan dalam praktikum agroklimatologi
serta kegunaannya masing-masing.
5. Praktikan dapat mengetahui alat-alat yang
dipakai dalam setiap percobaan serta dapat memudahkan analisis tentang hal yang
diamati.
B. Saran
Dalam praktikum, kita diharapkan untuk selalu memperhatikan
coordinator yang sedang menjelaskan tentang alat-alat dan
cara kerja dari masing-masing alat tersebut sehinga kita
dapat dengan mudah melakukan pengukuran kecepatan,arah angin dan pengukuran curah hujan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2011. Suhu tanah. http://www.wikipedia.com
Fahry.2010. Alat pengukur suhu. http://fahry31.blogspot.com
Kartasputra.1998. Klimatologi Pengruh Iklim Terhadap Tanah
dan Tanaman. Jakarta: Bina Aksara
Subroto.1999. Klimatologi Umum. Bandunng: ITB
Bandung
Sukartono, dkk.2006. Agroklimatologi. Mataram: UPT
Mataram University Press
penyususunan laporan praktikum agroklimatologi berdasarkan kumpulan hasil laporan kelompok
laporan yang digunakan diantaranya hasil dari:
Abdulloh Haddar
Saidah Fitriani
Wahyu Wardani
kami dari Fakultas Pertania, Universitas Mataram, jurusan Budidaya Pertanian, progranm studi
Agroekoteknologi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar