Rabu, 18 April 2012

organisme pengganggu tanaman


Wahyu Wardani
ACARA I
MENGENAL ORDO-ORDO SERANGGA HAMA
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Hampir seluruh atau sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian atau biasa disebut sebagai daerah agraris, dan hampir sebagian besar penduduk di Indonesia berprofesi sebagai petani, akan tetapi sebagian besar dari petani tidak mengerti dan mengetahui secara menyeluruh tentang ilmu pertanian, mereka hanya mengetahui ilmu yang mereka dapat dari nenek moyang mereka, masalah yang paling sering ditemui oleh para petani adalah masalah organisme pengganggu tanaman terutama hama dari jenis serangga, hama dari jenis serangga ini menyerang tanaman dengan cara yang berbeda, gejala yang ditimbulkanpun berbeda. Cara dan gejala serangan yang ditimbulkan hama tergantung dari ordonya meskipun sama-sama dari kelompok hama tapi gejala yang di timbulkan berbeda, masalnya hama pemakan jika gejala gigitannya halus maka hama yang menyerang adalah hama dari ordo coleopteran, tapi jika gejala gigitannya bergerigi maka yang menyerang adalah hama dari ordo ortoptera.
Hama dari jenis serangga memiliki enam ordo yang membedakannya satu dengan yang lain, ordo-ordo tersebut adalah :
a)      Lepidoptera
b)      Ortoptera
c)      Dipter
d)     Coleopteran
e)      Hemiptera
f)       Homoptera


B.     Tujuan Praktikum
Untuk mangenal beberapa ciri yang dimiliki oleh serangga hama serta bagian-bagian tubuhnya berdasarkan ordonya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Organisme yang paling sering dijumpai mengganggu tanaman adalah hama, seperti yang di jumpai pada daerah Sumbawa yang sebagian besar  tanaman padinya terserang oleh hama walang sangit (Leptocorixa acuta) yang mengakibatkan menurunnya hasil pendapatan padi petani, juga menurunkan kualitas padi para petani, para petani sudah berusaha menghentikan serangan hama ini, akan tetapi jumlah hama malah bertambah dari sebelumnya, hal ini diakibatkan oleh ulah para petani yang memberikan pestisida secara berlebihan dalam penanganan hama. Sejauh ini dinas pertanian daerah sumbawa sudah mulai turun tangan dalam penanganan hama walang sangit (Leptocorixa acuta) yang meresahkan para petani. ( Herman, 2003)
            Hama pengganggu tanaman dibedakan berdasarkan ordonya, serangga memiliki enam ordo yaitu :
1.      Ordo Lepidoptera
Lepidoptera berasal dari kata lepidos yang berarti sisik dan ptera yang berarti sayap, jadi Lepidoptera adalah hama atau serangga yang memiliki sayap yang bersisik, contohnya kupu-kupu (Erionata trax).
2.      Ordo Ortoptera
Ortoptera berasal dari kata ortos yang berarti lurus dan ptera yang berarti sayap, jadi ortoptera adalah serangga yang yang memiliki sayap yang lurus, contohnya belalang (Valanga migricornis).
3.      Ordo Diptera
Diptera berasal dari kata Di yang berarti dua dan ptera yang berarti sayap, jadi diptera adalah serangga yang memiliki dua sayap, contohnya lalat buah (Bactrocera Sp).
4.      Ordo Coleoptera
           Coleoptera berasal dari kata coleos yang berarti keras dan ptera yang berarti sayap, jadi coleopteran adalah serangga yang memiliki sayap yang keras, contohnya kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros).

5.      Ordo Homoptera
           Homoptera berasal dari kata homo yang berarti sama dan ptera yang berarti sayap, jadi homoptera adalah serangga yang memiliki sayap yang sama, contohnya tengkerek (Diceroprocta apachae)
6.      Ordo Hemiptera
           Hemiptera berasal dari kata hemi yang berarti separuh dan ptera yang berarti sayap, jadi hemiptera adalah serangga yang memiliki sayap yang sebagian dari sayapnya mengeras, contohnya kepik penghisap (Riptortus linearis).
( Anonim: 2011 )
            Organisme pengganggu tanaman terdiri dari tiga kelompok yaitu hama, penyakit dan gulma. Hama dapat berupa hewan, penyakit dari kelompok patogen dan gulma dari kelompok tanaman, hama dapat berupa apa saja selama berasal dari kelompok hewan, manusia juga dapat disebut sebagai hama selama manusia termasuk dalam mengganggu, merusak bahkan mengakibatkan tanaman menjadi mati, namun hama yang paling sering ditemui adalah dari kelomok serangga, cara pengendalian dari ketiga organisme pengganggu ini juga berbeda, dapat dilakukan juga dengan menggunakan pestisida maupun menggunakan pengendalian secara terpadu. Pengendalian secara terpadu memang sangat efektif dan ramah lingkungan, namun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasilnya, tapi kebanyakan dari para petani lebih memilih menggunakan pestisida, pengendalian dengan cara ini boleh saja dilakukan asalkan pemakaiannya tidak berlebihan, karena jika pemakaian pestisida tidak sesuai dengan kebutuhan atau berlebihan dapat berdampak negatif bagi lingkungan seperti :
a.       Hama/penyakit/gulma menjadi resistan atau kebal
b.      Timbulnya hama tesebut/hama baru
c.       Terjadinya ledakan hama/penyakit/gulma
d.      Musuh alami musnah
e.       Terbunuhnya makhluk bukan sasaran
f.       Pencemaran lingkungan
g.      Residual effect
h.      Kecelakaan manusia( Anonim , 2011)
            Pengendalian hama, penyakit dan gulma dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya pengendalian secara kimiawi seperti pestisida, pemakaian pestisidapun tidak sembarangan karena pemberian pestisida  dilakukan sesuai dengan serangan yang diterima oleh tanaman yang mendapat serangan, seiring dengan perkembanganya ada beberapa jenis pestisida yaitu;
a.       Fungisida        : pengendali cedawan
b.      Insektisida       : pengendali serangga
c.       Herbisida         : pengendali gulma
d.      Nematisida      : pengendali nematode
e.       Akarisida         : pengendali tungau
f.       Ovarisida         : pengendali telur serangga dan telur tungau
g.      Bakterisida      : penendali bakteri
h.      Larvasida        : pengendali larva
i.        Avisida            : pengendali burung
j.        Rodentisida     : pengendali tikus
k.      Mollusida        : pengendali bekicot
l.        Sterillant          : pemandul
Dari perkembangan pestisida tersebut yang paling banyak dikembangkan yakni pengendali hama, karena yang paling mudah dikenali gejala serangannya adalah hama, gejala serangan yang ditimbulkan hama dapat dilihat secara langsung. ( Anonim, 2002)

BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum organisme pengganggu tanaman dilaksnakan pada hari jum’at tanggal 11 November 2011 pukul  09.10 WITA sampai selesai, bertempat di laboraturium produksi  tanaman kampus lama Fakultas  Pertanian Universitas Mataram ( UNRAM ).
B.     Alat dan Bahan Praktikum
a.       Alat-alat praktikum
Alat tulis menulis
b.      Bahan-bahan Praktikum
·         Ordo ortoptera            : belalang  (Valanga migricornis)
·         Ordo coleopteran        : kumbang tanduk (Oryctes rhinocerus)
·         Ordo Lepidoptera       : kupu-kupu (Erionata trax)
·         Ordo Diptera               : lalat buah (Bactrocera Sp)
·         Ordo Homoptera         : tengkerek (Diceroprocta apachae)
·         Ordo Hemiptera          : walang sangit (Leptocoxa acuta)
C.     Prosedur Kerja
1.      Disiapkan spesimen serangga yang akan diamati
2.      Digambar masing-masing ordo dari spesimen serangga hama yang ada
3.      Setelah selesai digambar, kemudian gambar dilengkapi dengan keterangan-keterangan berupa ciri-ciri yang dimiliki oleh masing-masing ordo bagian-bagian dari tubuh dan sistematika dari serangga tersebut.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A.    Ordo ortoptera : belalang ( Valanga migricornis)

Sistematika :
Filum   : Arthopoda
Kelas   : Hexapoda
Ordo    : Ortoptera
Famili  : Acrididae
Genus  : Valanga
Spesies: Valnga migricornis
Ciri-cirinya
            Belalang merupakan serangga herbivora, serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan memiliki ovipositor pendek. Suara yang dihasilkan oleh beberapa spesies belalang biasanya dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen ( disebut stridulasi ). Femur belakangnya umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat, belalangn memiliki dua pasang kaki, sayap lurus.

B.     Ordo coleopteran : kumbang tanduk ( Oryctes rhinoceros )
 
Sistematika
Filum   : Arthopoda
Kelas   : Hexapoda
Ordo    : Coleoptera
Famili  : Scarabaeidae
Genus  : Oryctes
Spesies: Oryctes rhinoceros
Ciri-cirinya
            Tubuhnya kokoh dan keras, memiliki tanduk pada bagian depan atas mulutnya, memiliki enam kaki atau tiga pasang kaki, sayap keras pada sayap bagian luar dan memiliki sayap tipis pada bagian dalam sayap atau dibawah sayap yang keras tersebut, kumbang tanduk biasanya  menyerang daun kelapa

C.     Ordo Lepidoptera : kupu-kupu ( Erionata trax )

Sistematika
            Filum   : Arthopda
            Kelas   : Hexapoda
            Ordo    : Lepidoptera
            Famili  : Hesperiidae
            Genus  : Erionata
            Spesies: Erionata Trax
Ciri-cirinya
            Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan warna yang dapat menarik perhatian dan sedap dipandang mata, kupu-kupu tidak hanya menarik perhatian manusia tapi karena warnanya yang cantik juga dapat menarik perhatian serangga, kupu-kupu memiliki antena dibagian depan, sayap  yang dimiliki kupu-kupu sangat mudah robek, tubuh lunak seperti ulat dan berbulu, kupu-kupu sering dikenal sebagai serangga penyerbuk karena sering hinggap dibunga-bunga, memiliki probosies untuk mengambil atau menghisap nektar pada bunga.

D.    Ordo diptera : lalat buah ( Bactrocera Sp.)

            Sistematika
            Filum   : Arthopoda
            Kelas   : Hexapoda
            Ordo    : Diptera
            Famili  : Cecidomyidae
            Genus  : Bactrocera
            Spesies: Bactrosera Sp.
Ciri-cirinya
            Lalat buah hampir sama dengan lalat biasa tapi lalat buah menyarang buah-buahan cara penyerangan lalat ini yaitu dengan cara menusuk dan menghisap buah sehingga mengakibatkan buah menjadi busuk, ukuran tubuh lalat ini lebih kecil dibanding lalat yang biasa kita lihat, warnanyapun berbeda, lalat memiliki halter sebagai alat keseimbangan untuk terbang karena lalat hanya memiliki sepasang sayap yang digunakan untuk terbang.

E.     Ordo Homoptera : Tengkerek (Diceroprocta apachae)

Sistematika
            Filum   : Arthopoda
Kelas   : Hexapoda
            Ordo    : Homoptera
            Famili  : Delpacidae
            Genus  : Diceroprocta
            Spesies: Diceroprocta apachae
Ciri-cirinya
            Serangga ini memiliki sepasang antena, tiga pasang kaki, tubuh keras pada bagian kepala dan lunak pada bagian perut, memiliki sepasang sayap yang mirip, sayap transparan dan tipis, serangga ini biasanya mengeluarkan suara apabila disentuh pada bagian perut.

F.      Ordo hemiptera : walang sangit (Leptocorixa acuta)

Sistematika
            Filum   : Arthopoda
            Kelas   : Hexapoda
            Ordo    : Hemiptera
            Famili  : Alydidae
            Gunus  : Leptocorixa
            Spesies : leptocorixa acuta
Ciri-cirinya
            Memiliki ukuran tubuh yang kecil , memiliki aroma yang khas dan menyengat, serangga ini biasanya menyerang tanaman padi tepat pada saat tanaman padi baru berbuah susu, cara penyerangan hama ini dengan cera menusuk dan menghisap bulir padi hingga mengakibatkan bulir atau biji padi menjadi  hampa dan tidak berisi, hal inilah yang membuat kualitas dan pendapatan hasil panen menjadi menurun.
 BAB V
PEMBAHASAN
            Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat diketahui jenis hama yang menyerang tanaman dan nama dari masing-masing ordo dari kelompok serangga serta cara-cara penyerangannya, juga dapat diketahui akibat dan gejala serangan yang ditimbulkan, sehingga dapat ditentukan cara pengendalian yang tepat agar tidak salah sasaran, dari hasil pengamatan ini juga dapat diketahui  ada beberapa jenis serangga yang dapat berperan sebagai predator, ada pula serangga yang menjadi hama saat menjadi larva dan menjadi predator setelah menjadi imago atau dewasa. Contohnya kupu-kupu, kupu-kupu menjadi hama pada saat masih menjadi ulat, dan menjadi predator setelah menjadi dewasa.
            Adapun yang diamati dari praktikum organisme penggangu tanaman (OPT) berdasarkan ordonya adalah belalang (Valanga migricornis), Kumbang tanduk (Orictes rhinpcerus), kupu-kupu (Erionata trax), lalat Buah (Bactrocera Sp), tengkerek (Diceroprocta apachae), walang sangit (Leptocorixa acuta).
            Belalang merupakan serangga herbivora, serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan memiliki ovipositor pendek. Suara yang dihasilkan oleh beberapa spesies belalang biasanya dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen (disebut stridulasi). Femur belakangnya umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat , belalang memiliki dua pasang kaki, sayap lurus.
Tubuh dari kumbang tanduk kokoh dan keras, memiliki tanduk pada bagian depan atas mulutnya, memiliki enam kaki atau tiga pasang kaki, sayap keras pada sayap bagian luar dan memiliki sayap tipis pada bagian dalam sayap atau dibawah sayap yang keras tersebut, kumbang tanduk biasanya  menyerang daun kelapa.
            Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan warna yang dapat menarik perhatian dan sedap dipandang mata, kupu-kupu tidak hanya menarik perhatian manusia tapi karena warnanya yang cantik juga dapat menarik perhatian serangga, kupu-kupu memiliki antena dibagian depan, sayap  yang dimiliki kupu-kupu sangat mudah robek, tubuh lunak seperti ulat dan berbulu, kupu-kupu sering dikenal sebagai serangga penyerbuk karena sering hinggap dibunga-bunga, memiliki probosies untuk mengambil atau menghisap nektar pada bunga.
            Lalat buah hampir sama dengan lalat biasa tapi lalat buah menyerang buah-buahan, cara penyerangan lalat ini yaitu dengan cara menusuk dan menghisap buah sehingga mengakibatkan buah menjadi busuk, ukuran tubuh lalat ini lebih kecil dibanding lalat yang biasa kita lihat, warnanyapun berbeda, lalat memiliki halter sebagai alat keseimbangan untuk terbang karena lalat hanya memiliki sepasang sayap yang digunakan untuk terbang.
Serangga diceroprocta apachae ini memiliki sepasang antena, tiga pasang kaki, tubuh keras pada bagian kepala dan lunak pada bagian perut, memiliki sepasang sayap yang mirip, sayap transparan dan tipis, serangga ini biasanya mengeluarkan suara apabila disentuh pada bagian perut.

BAB VI
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari acara ini adalah:
1.      Praktikan dapat mengetahui beberapa jenis hama brdasarkan ordonya
2.      Praktikan dapat mengetahui bagian-bagian tubuh dari beberapa serangga yang diamati
3.      Praktian dapat melihat beberapa ciri-ciri dari serangga tersebut
B.     Saran
Diharapkan untuk menyediakan bahan praktikum yang utuh agar praktikan dapat mengenal bagian-bagian serangga terutama kupu-kupu sayapnya hilang sebagian.

Wahyu Wardani
ACARA II DAN ACARA III
PENGENALAN GEJALA SERANGAN HAMA, DAN
PENGENALAN HAMA-HAMA TANAMAN PADI
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara agraris yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani. Dalam menjalankan usaha tani tentu tidak dapat berjalan mulus sesuai dengan yang diharapkan, selalau ada kendala yang dihadapi, misalnya gejala hama yang menyebabakan kerusakan pada tanaman yang dapat berpengaruh terhadap penghasilan, kualitas dan kuantitas  pendapatan petani bahkan dapat menimbulkan kegagalan panen yang tentu saja mengakibatkan kerugian besar terhadap pendapatan para petani. Gangguan yang paling sering dihadapi oleh para petani adalah gangguan hama dari kelompok serangga yang gejalanya dapat terlihat dengan jelas oleh mata, gejala yang ditimbulkan atau ditinggalkan oleh hama berbeda-beda tergantung dari cara penyerangan dari masing-masing hama, ada dari kelompok pemakan dan pengunyah, dan ada dari kelompok penusuk dan penghisap. Dari kelompok pemakanpun masih memiliki perbedaan gejala seranagan contohnya jika gejala gigitan yang ditemukan halus maka itu adalah gejala yang ditinggalkan oleh hama dari ordo coleoptera, dan jika gejala gigitan yang ditinggalkan brgerigi maka itu adalah  gejala dari serangan hama dari ordo ortoptera.
Dari gejala-gejala yang ditinggalkan hama, dapat disimpulkan hama jenis apa yang menyerang tanaman, sehingga petani dapat menyimpulkan pengendalian yang tepat terhadap penyerangan hama agar tidak terjadi salah sasaran saat pengendaliannya.
Hama-hama juga ada yang menyerang tanaman tertentu, contohnya hama tanaman padi, hama yang menyerang tanaman padi ada beberapa jenis, ada yang bertintak sebagai penggerek, sebagai pemakan dan sebagai penghisap, setiap hama menyerang pada fase tertentu, contohnya walang sangit menyerang tanaman padi pada fase masak susu, cara penyerangan hama ini dengan cara menusuk dan menghisap bulir padi hingga mengkibatkan padi menjadi hampa tidak berisi.
B.     Tujuan Praktikum
1.      Acara II
Untuk mengenal beberapa gejala serangan yang diakibatkan oleh hama, mengidentifikasi  penyebab kerusakan dan menafsirkan intensitas serangan.
2.      Acara III
Untuk mengenal beberapa hama tanaman padi dan gejala serangan yang ditimbulkannya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hama merupakan binatang perusak tanaman budidaya yang berguna untuk kesejahteraan manusia. Tanaman yang mudah terserang hama adalah tanaman sayuran seperti tomat, kol, wortel, sawi dan masih banyak lagi jenis sayuran, beberapa jenis hama perusak adalah, ulat tritip, ulat titik tumbuh, aphis, ulat buah dan lain sebagainya yang jumlahnya ribuan. Binatang peliharaan juga dapat berperan sebagai hama penggangu tanaman, seperti kambing yang dibiarkan berkeliaran dan tidak dijaga dapat memakan tanaman budidaya yang tentu saja dapat mengakibakan kerugian bagi para petani, binatang liar yang hidup di hutan seperti monyet juga dapat menjadi hama, biasanya binatang ini menyrang tanaman budidaya karena sudah tidak mendapat makanan di hutan karena kurangnya jumlah pohon sebagai tempat mencari makan bagi binatang-binatang ini. (Semangun, 1991)
Arthopoda berasal dari kata artho (ruas) dan poda atau pod (kaki) jadi arthopoda berarti kaki yang beruas-beruas. Filum arthopoda merupakan filum terbesar dalam dunia binatang, jumlahnya kurang lebih 713.000 jenis. Bukan hanya kakainya yang beruas-ruas badanyapun beruas-ruas (bersegmen). Lebih dari 75% binatang yang hidup di bumi ini termasuk dalam filum arthopoda dan lebih kurang 90% dari arthopoda termasuk dalam kelas hexapoda (serangga). (Pracaya, 2007)
Pada padi serangga yang menyerang pada fase vegetatif adalah belalang yang ditandai dengan gigitan, pengerek padi putih, coccinellidae sebagai predator dan keong mas, sedangkan pada fase generatif belalang yang ditandai dengan gigitan, walang sangit dengan gejala polong hampa, dan wereng coklat dengan gejala hopperburn. Berdasarkan literatur serangga-serangga  yang menyerang adalah ulat tanah (Agrotis ipsilon), penggerek batang padi kuning (Scirpopoga incertulas) dan masih banyak yang lain. Pengendalian yang tepat untuk mengatasi serangan hama padi adalah dengan menggunakan bibit padi yang tahan terhadap seranagan hama, selain itu juga dapat menggunakan lalat bibit sebagai musuh alami. (Anonim, 2010)
Hama dan penyakit tanaman padi sangat beragam, disamping faktor lingkungan (curah hujan, suhu dan musim) yang sangat berpengruh terhadap produksi padi. Belum lagi mahalnya bibit, biaya produksi pengangkutan dan harga jual yang rendah. Sehingga petani menjadi kesulitan meniningkatkan kulitas kehidupan dan kesejahteraan keluarganya. Dihadapkan pada persoalan dilematis ini, tidak pernah ada penyelesaiannya. Sebagai praktisi dibidang hama dan penyakit tanaman, kita dapat memainkan peran dan memberikan gambaran dan penyuluhan tentang hama-hama tanaman padi. (Anonom, 2011)
Hama dan penyakit merupakan organism parasit. Yang dimaksud dengan parasit ialah tanaman atau binatang yang hidup menumpang pada bagian luar atau tubuh tanaman atau binatang, parasit memperoleh sebagian zat makanan atau seluruhnya dari tubuh yang ditempatinya tanpa memberi imbalan sedikitpun. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa parasit adalah semua kehidupan yang hidupnya tergantung kepada kehidupan yang lain. (Amelia Z. Siregar, 2007)

BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 18 November 2011 pukul 09.10 WITA sampai selesai, bertempat di laboraturium produksi tanaman kampus lama Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
B.     Alat dan Bahan Praktikum
1.      Alat dan Bahan Praktikum Acara II
a)      Alat-alat praktikum
·         Alat tulis menulis
b)      Bahan-bahan Praktikum
·         Bagian tanaman yang diserang oleh hama pemakan
·         Bagian tanaman yang diserang oleh hama penggerek
·         Bagian tanaman yang diserang oleh hama penghisap
·         Bagian tanaman yang diserang oleh penyebab gejala puru
2.      Alat dan Bahan Praktikum Acara III
a)      Alat-alat praktikum
·         Alat tulis menulis
b)      Bahan-bahan Praktikum
·         Belalang (Valanga migricornis)
·         Walang Sangit (Leptocorixa acuta)
C.     Lankah Kerja
1.      Langkah kerja acara II
·         Disiapkan bagian-bagian tanaman yang terserang oleh hama
·         Digambar bagian tanaman yang diserang oleh hama
·         Setelah selesai digambar, kemudian diberikan keterangan tentang gejala yang diamati tersebut, jenis hama, tipe alat mulut dan sistematikanya serta tanaman inangnya.
2.      Langkah kerja acara III
·         Disiapkan spesimen dan tanaman inang yang diserang kemudian digambar.
·         Setelah selesai digambar, kemudian berikan keterangan tentang gejala seranagan yang ditimbulkan, lengkapi dengan jenis hama, tipe mulut dan sistematikanya.
 BAB IV
HASIL PENGAMATAN
1.      Hasil pengamatan acara II
·         Gejala sranagan oleh Hama pemakan

Sistematika
Filum   : Arthopoda
Kelas   : Hexapoda
Ordo    : Ortoptera
Famili  : Acrididae
Genus  : Valanga
Spesies: Valanga migricornis
Keterangan
            Gejala yang disebabkan oleh hama pemakan menyebabkan daun menjadi robek atau bolong, daun tidak utuh, hama menyerang dengan cara memakan dan mengunyah dengan jenis mulut brgerigi, daun  yang terserang hama pemakan ini hampir sebagian telah habis termakan oleh hama.

·         Gejala oleh serangan hama penggerek

Sistemtika :
Filum   : Arthopoda
Kelas   : Hexapoda
Ordo    : Hemiptera
Famili  : Scirpophaga
Spesies: Scirpophaga incertulas
Keterangan
            Hama penggerek batang padi merupakan hama penting tanaman padi karena jika menyerang fase vegetatif mereka mematikan titik tumbuh sehingga mengurangi jumlah anakan dan jika menyerang fase generatif  hama ini secara nyata merusak malai sehingga mengurangi jumlah malai yang dapat dipanen. Imago aktif pada malam hari dan terbang kesawah untuk meletakkan telur, disiang hari mereka hanya berdiam diri dan bersembunyi dibalik daun padi atau gulma disekitar tanaman.

·         Gejala serangan oleh hama penghisap


Sitematika:
Filum   : Arthopoda
Kelas   : Hexapoda
Ordo    : Homoptera
Famili  : Diaspididae
Genus  :Lepidosaphes
Spesies: Lepidosaphes beckii
Keterangan
            Gejala yang disebabkan oleh hama penghisap daun yang terkena serangan menjadi berubah warna, berawal dari warna kuning kemudian kering. Terdapat bercak-bercak krolotis dan sering kali membuat daun menjadi gugur. Serangan berat membuat daun dan ranting menjadi kering serta terjadi retakan-retakan pada kulit.

Sitematika;
Filum   : Arthopoda
Kelas   : Hexapoda
Ordo    : Diptera
Famili  : Cecidomyidae
Genus  : Bactrocera
Spesies: Bactrocera Sp
Keterangan
            Serangan lalat buah sebagai penghisap menyebabkan kerusakan pada bagian tanaman yang terserang, seperti pada buah belimbing mengakibatkan buah menjadi busuk dan berubah warna serta rasa dari buahpun akan berubah.

·         Gejala serangan oleh hama penyebab gejala puru daun
a)      Puru daun

b)      Puru batang

Sitematika: bisul daun mangga
Filum   : Arthopoda
Kelas   : Hexapoda
Ordo    : Lepidoptera
Famili  : Gelektididae
Genus  : Procontarina
Spesies: Procontarina mattilok

Keterangan
            Gejala serangan yang disebabkan oleh gejala puru pada daun menyebabkan daun menjadi bentol-bentol atau adanya benjolan pada daun, disebabkan oleh penggumpalan nutrisi yang seharusnya tersebar keseluruh daun. Gejala serangan yang disebabakan oleh gejala puru pada batang yang menyebabkan batang tanaman menjadi membengkak pada bagian tengah batang, pada bagian yang membengkak tersebut  berisi spesimen serangga semacam ulat.
2.      Hasil pengamatan acara III
·         Hama belalang (Valanga migricornis)

Sistematika:
Filum   : Arthopoda
Kelas   : Hexapoda
Ordo    : Lepidoptera
Famili  : Acrididae
Genus : Valanga
Spesies: Valanga migcornis
Keterangan
            Memiliki antena yang selalu hampir lebih pendek dari tubuhnya dan juga mempunyai ovipositor pendek, sayap depan disebut stridulasi. Suara yang dihasilkan oleh beberapa jenis belalang adalah dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen (disebut stridulasi), femur belakangnya umumnya panjang dan kuat cocok digunakan untuk melompat.
·         Hama walang sangit (Leptocorixa acuta)

Sitematika:
Filum   : Arthopoda
Kelas   : Hexapoda
Ordo    : Hemiptera
Famili  : Cociedae
Genus  : Leptocorixa
Spesies: Leptocorixa acuta
Keterangan
            Walang sangit memiliki ukuran tubuh kecil, memiliki aroma yang khas dan menyengat, memiliki sepasang antena, memiliki tiga pasang kaki yang digunakan untuk hinggap, memiliki probosis yang digunakan untuk menusuk dan menghisap malai padi yang masih berisi cair atau belum menjadi beras, sehingga mengakibatkan padi menjadi hampa.

BAB V
PEMBAHASAN
            Pada acara ini dibahas dua acara, pada acara II dibahas tentang mengenal gejala serangan hama, bertujuan untuk beberapa gejala serangan yang diakibatkan oleh hama, adapun gejala yang diamati adalah: bagian tanaman yang diserang oleh hama pemakan, bagian tanaman yang diserang oleh hama penggerek, bagian tanaman yang diserang oleh hama penghisap, bagian tanaman yang terserang oleh hama penyebab gejala puru.
            Gejala yang disebabkan oleh hama pemakan menyebabkan daun menjadi robek atau bolong, daun tidak utuh, hama menyerang dengan cara memakan dan mengunyah dengan jenis mulut brgerigi, daun  yang terserang hama pemakan ini hampir sebagian telah habis termakan oleh hama.
            Hama penggerek batang padi merupakan hama penting tanaman padi karena jika menyerang fase vegetatif mereka mematikan titik tumbuh sehingga mengurangi jumlah anakan dan jika menyerang fase generatif hama ini secara nyata merusak malai sehingga mengurangi jumlah malai yang dapat dipanen. Imago aktif pada malam hari dan terbang kesawah untuk untuk meletakkan telur, disiang hari mereka hanya berdiam diri dan bersembunyi dibalik daun padi atau gulma disekitar tanaman.
            Gejala yang disebabkan oleh hama penghisap daun yang terkena seranagan menjadi berubah warna, berawal dari warna kuning kemudian kering. Terdapat bercak-bercak krolotis dan seringkali membuat daun menjadi gugur. Serangan berat membuat daun dan ranting menjadi kering serta terjadi retakan-retakan pada kulit. Serangan lalat buah sebagai penghisap menyebabkan kerusakan pada bagian tanaman yang terserang, seperti pada buah belimbing mengakibatkan buah menjadi busuk dan berubah warna serta rasa dari buahpun akan berubah.
Gejala serangan yang disebabkan oleh gejala puru pada daun menyebabkan daun menjadi bentol-bentol atau adanya benjolan pada daun, disebabkan oleh penggumpalan nutrisi yang seharusnya tersebar keseluruh daun. Gejala serangan yang disebabakan oleh gejala puru pada batang yang menyebabkan batang tanaman menjadi membengkak pada bagian tengah batang, pada bagian yang membengkak tersebut  berisi spesimen serangga semacam ulat.
Dan pada acara III membahas tentang hama yang meyerang padi seperti belalang (Valanga migricornis) dan walang sangit ( Leptocorixa acuta), hama yang menyerang padi sangat beragam tapi pada acara ini hanya dua jenis hama penyerang padi saja yang dibahas.
Belalang memiliki antena yang selalu hampir lebih pendek dari tubuhnya dan juga mempunyai ovipositor pendek, sayap depan disebut stridulasi. Suara yang dihasilkan oleh beberapa jenis belalang adalah dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen (disebut stridulasi), femur belakangnya umumnya panjang dan kuat cocok digunakan untuk melompat.
            Walang sangit memiliki ukuran tubuh kecil, memiliki aroma yang khas dan menyengat, memiliki sepasang antena, memiliki tiga pasang kaki yang digunakan untuk hinggap, memiliki probosis yang digunakan untuk menusuk dan menghisap malai padi yang masih berisi cair atau belum menjadi beras, sehingga mengakibatkan padi menjadi hampa.

BAB VI
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Kesimpulan acara II
a)      Praktikan dapat mengetahui beberapa jenis gejala serangan hama.
b)      Dari gejala yang ditimbulkan oleh hama praktikan dapat dengan mudah mengetahui jenis hama yng menyerang hanya dengan melihat gejalanya saja.
2.      Kesipulan acara III
a)      Praktikan dapat mengetahui beberapa jenis hama yang menyerang tanaman padi.
b)      Cara penyerangan dari masing-masing hama berbeda, gejala yang ditimbulkan oleh masing-masing hama juga berbeda.
B.     Saran
§  Pada saat praktikum diharapkan kepada co.ass untuk tidak menggunakan barang elektronika sepeti HP lebih tepatnya jangan smsan saat di ruang praktikum.

Wahyu Wardani
ACARA IV
MENGENAL HAMA-HAMA TANAMAN SAYURAN,
PALAWIJA DAN PERKEBUNAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Salah satu kendala dalam usaha peningkatan dibidang pertanian adalah adanya gangguan akibat serangan hama baik secara langsung maupun tidak langsung, keberadaan hama ini akan mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi petani didaerah tersebut. Serangan hama tanaman merupakan salah satu kendala yang meresahkan para petani, bagaimana tidak dalam kurun waktu yang sangat singkat populasi dari hama bisa meningkat pesat dan dapat menyebabkan penurunan produksi pertanian yang akhirnya dapat menimbulkan kerugian ekonomi bagi petani. Serangan hama tersebut dapat terjadi pada berbagai komuditas baik itu komuditas pangan, hortikultura maupun perkebunan. Keberadaan hama pada suatu daerah sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar seperti cuaca, faktor geografis serta tindakan manusia, sehingga jenis hama didominasi, intensitas dan luas serangannya berbeda antar daerah satu dengan daerah yang lainnya. Maka dari itu praktikum organisme pengganggu tanaman (OPT) memperkenalkan hama-hama tanaman sayuran, palawija dan perkebunan.
B.     Tujuan Praktikum
Untuk mengenal beberapa hama yang menyerang tanaman sayuran, palawija dan perkebunan serta gejala yang ditimbulkannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Hama adalah semua herbivora yang dapat merugikan tanaman yang dibudidayakan manusia secara ekonomis, akibat dari serangan hama prodouktifitas tanaman menjadi menurun baik secara kualitas maupun kuantitas. Bahkan tidak jarang terjadi kegagalan panen. Oleh karena itu pengendaliannya harus dilakukan dengan serius, dalam kegiatan pengendalain hama sangat penting mengenal jenis hama serta gejala yang ditimbulkan agar tidak salah dalam mengambil langkah  dalam pengendaliannya. ( Wigiman, 2009)
            Hama merupakan hewan perusak tanaman yang dapat pengakibatkan tanaman menjadi mati, hama dapat merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung, secara langsung dapat dilihat gejala yang ditimbulkan oleh hama tersebut seperti gejala pemakan berupa bekas gigitan, gerekan dan penghisap, sedangkan secara tidak langsung  biasanya melalui penyakit yang menyerang dengan bantuan hama tersebut. (Matnawy, 1989)
            Pengertian hama sangat berhubungan erat dengan kepentingan ekonomi manusia, hama dapat didefinisikan sebagai binatang yang merusak suatu tanaman sehingga mengakibatkan suatu kerugian ekonomi karena menurunkan produksi tanaman baik secara kualitas maupun kuantitas, dengan demikian tidak semua binatang dapat dikatakan sebagai hama. (Mudjono, 1991)
             
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum organisme pengganggu tanaman (OPT) dilaksnakan pada hari jum’at tanggal 25 November 2011 pukul 09.10 WITA sampai selesai, bertempat di laboratorium produksi tanaman kampus lama Fakultas Pertanian, Universutas Mataram.
B.     Alat dan Bahan Praktikum
1.      Alat-alat praktikum
Alat tulis menulis
2.      Bahan-bahan praktikum
·         Henosepilachna Sp, daun terong
·         Spodoptera Sp, bawang
·         Pizedorus hibneri, polong kedelai
·         Nezara viridula, polong kedelai
·         Sanurus indicora, jmbu mente
·         Cylas formicarius, ubi jalar
·         Hiliotis armigera, tongkol jagung
·         Rastrocaccus spinosus, daun jarak
·         Orictes Rhinocerus, daun kelapa
C.     Langkah Kerja
1.      Disiapkan/diambil spesimen yang ada dan tanaman inang yang diserang, kemudian diamati dan digambar.
2.      Setelah selesai digambar, kemudian diberikan keterangan tentang ciri-cirinya, inangnya, gejala serangan yang ditimbulkannya, dilengkapi dengan jenis hama, tipe alat mulut dan sistematiakanya.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
1.      Henosepilachna Sp dan daun terong


Sistemtika:
Filum   : Arthopoda
Kelas   : Hexapoda
Ordo    : Coleopteran
Famili  : Ciccinellidae
Genus  : Henosepilachna
Spesies: Henosepilachna Sp.
Keterangan
            Hama Henosepilachna Sp ini memiliki tipe alat mulut pemakan daun, hama ini menyerang hama daun dan menimbulkan gejala serangan seperti adanya bekas gigitan pada daun terong yang menjadi berlubang, jika serangan besar dapat menimbulkan daun terong habis termakan yang akan tersisa hanya tulang-tulang daun saja.

2.      Spodoptera Sp dan bawang



Sistematika:
Filum   : Arthopoda
Kelas   : Hexapoda
Ordo    : Lepidoptera
Famili  : Noccuidae
Genus  : Spodoptera
Spesies:Spodoptera Sp
Keterangan
            Serangan hama Spodoptera Sp ini menyebabkan daun pada bawang menjadi kuning, bintik-bintik putih dan menyababkan daun menjadi layu, pada bagian daun yang terserang hama ini meninggalkan bercak-bercak hitam berupa kotoran.
3.      Pizedorus hibneri dan polong kedelai


Sistematika:
Filum   : Arthopoda
Kelas   : Hexapoda
Ordo    : Hemiptera
Famili  : Pentatomidae
Genus : Phizedorus
Spesies: Pizedorus hibneri
Keterangan
            Hama Pizedorus hibneri ini menyerang polong kedelai dengan cara penusuk dan penghisap, memiliki sepasang antena, menyarang polong kedelai hingga mengakibatkan polong menjadi rusak dan berwarna hitam, memiliki tiga pasang kaki.
4.      Nezara Viridula dan polong kedelai


Sistematika:
Filum   : Arthopoda
Kelas   : Hexapoda
Ordo    : Hemiptera
Famili  : pentatomidae
Genus  : Nezara
Spesies: Nezara viridula


Keterangan
            Hama Nezara viridula menyerang polong kedelai, biji-biji polong menjadi kempis, polong gugur biji menjadi busuk berwarna hitam, kulit biji menjadi keriput dan terdapat bercak coklat pada biji. Hama ini berwarna hijau termasuk kepik.
5.      Sanurus indicora dan jambu mete


Sistematika:
Filum   : Arthopoda
Kelas   : Hexapoda
Ordo    : Homoptera
Famili  : Plantidae
Genus  : Sanurus
Spesies: Sanurus indicora
Keterangan
            Sanurus indicora merupakan hama pada jambu mente yang menyebabkan jambu mente menjadi busuk dan berair. Tipe penyerangan hama ini yaitu dengan cara menusuk dan menghisap, hama ini berwarna kuning pucat, memiliki tiga pasang kaki dengan ukuran tubuh kecil.

6.      Cylas formicarius dan ubi jalar




Sistematika:
Filum   : Arthopoda
Kelas   : Hexapoda
Ordo    : Coleoptera
Famili  : Cuculionidae
Genus  : Cylas
Spesies: Cylas formicarius
Keteranagan
            Cylas formicarius menyerng ubi jalar yang menyebabkan gerekan (liang-liang) pada ubi jalar, ubi menjadi hitam keabuan, rasanyapun pahit, cara penyerangan dari hama ini adalah dengan cara menggigit dan mengunyah bagian ubi hingga terbetuk liang-liang pada ubi.
7.      Heliothis armigera dan tongkol jagung


Sitematika:
Filum   : Arthopoda
Kelas   : Hexapoda
Ordo    : Lepidoptera
Famili  : Noccuidae
Genus  : Heliothis
Spesies: Heliothis armigera
Keterangan:
            Heliothis armigera merupakan hama yang menyerang tongkol jagung, merupakan salah satu jenis penggerek, sebagian tubuh larva ada diluar bonggol sedangkan sisanya masuk kedalam menggerek tongkol jagung. Tongkol jagung yang terserang hama ini menjadi  busuk terdapat bercak-bercak kotoran berwarna hitam.
8.      Rastrococcus spinosus dan daun jarak


Sistematika:
Filum   : Arthopoda
Kelas   : Hexapoda
Ordo    : Hemiptera
Famili  : Pseodococcidae
Genus  : Rastrococcus
Spesies: Rastrococcus spinosus
Keteranagan
            Rastrococcus spinosus  menutupi permukaan daun dan menghisap cairan didalam hingga daun menjadi layu, menempel pada daun secara berkelompok, hama ini ditutupi serat putih seperti rumah laba-laba.
9.      Oryctes rhinoserus dan daun kelapa


Sistematika:
Filum   : Arthopoda
Kelas   : Hexapoda
Ordo    : Coleoptera
Famili  : Scarbaedidae
Genus  : Oryctes
Spesies: Oryctes rhinoceros
Keterangan
            Oryctes rhinoceros merupakan hama yang menyerang daun kelapa, cara penyerangan hama ini dengan cara menggigit mengunyah daun kelapa hingga membentuk seperti segi tiga, biasa disebut pola segitiga.
 BAB V
PEMBAHASAN
            Praktikum kali ini membahas tentang  hama-hama yang menyerang tanaman sayuran, perkebunan, dan palawija, serangga hama yang meyerang adalah, Henosepilachna Sp, Spodoptera Sp, Pizedorus hibneri, Nezara viridula, Sanurus indicora, Cylas formicarius, Hhiliotis armigera, Rastrococcus spinosus, dan Oryctes rhinicerus.
Hama Henosepilachna Sp ini memiliki tipe alat mulut pemakan daun, hama ini menyerang hama daun dan menimbulkan gejala serangan seperti adanya bekas gigitan pada daun terong yang menjadi berlubang, jika serangan besar dapat menimbulkan daun terong habis termakan yang akan tersisa hanya tulang-tulang daun saja.
Serangan hama Spodoptera Sp ini menyebabkan daun pada bawang menjadi kuning, bintik-bintik putih dan menyababkan daun menjadi layu, pada bagian daun yang terserang hama ini meninggalkan bercak-bercak hitam berupa kotoran.
            Hama Pizedorus hibneri ini menyerang polong kedelai dengan cara penusuk dan penghisap, memiliki sepasang antena, menyerang polong kedelai hingga mengakibatkan polong menjadi rusak dan berwarna hitam, memiliki tiga pasang kaki.
Hama Nezara viridula menyerang polong kedelai, biji-biji polong menjadi kempis, polong gugur biji menjadi busuk berwarna hitam, kulit biji menjadi keriput dan terdapat bercak coklat pada biji. Hama ini berwarna hijau termasuk kepik.
            Sanurus indicora merupakan hama pada jambu mente yang menyebabkan jambu mente menjadi busuk dan berair. Tipe penyerangan hama ini yaitu dengan cara menusuk dan menghisap, hama ini berwarna kuning pucat, memiliki tiga pasang kaki dengan ukuran tubuh kecil.
Cylas formicarius menyerng ubi jalar yang menyebabkan gerekan (liang-liang) pada ubi jalar, ubi menjadi hitam keabuan, rasanyapun pahit, cara penyerangan dari hama ini adalah dengan cara menggigit dan mengunyah bagian ubi hingga terbetuk liang-liang pada ubi.
Heliothis Armigera merupakan hama yang menyerang tongkol jagung, merupakan salah satu jenis penggerek, sebagian tubuh larva ada diluar bonggol sedangkan sisanya masuk kedalam menggerek tongkol jagung. Tongkol jagung yang terserang hama ini menjadi  busuk terdapat bercak-bercak kotoran berwarna hitam.
Rastrococcus Spinosus  menutupi permukaan daun dan menghisap cairan didalam hingga daun menjadi layu, menempel pada daun secara berkelompok, hama ini ditutupi serat putih seperti rumah laba-laba.
            Oryctes rhinoceros merupakan hama yang menyerang daun kelapa, cara penyerangan hama ini dengan cara menggigit mengunyah daun kelapa hingga membentuk seperti segi tiga, biasa disebut pola segitiga.

BAB VI
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Praktikan dapat mengenal beberapa jenis hama yang menyerang tanaman sayuran, palawija dan perkebunan.
2.      Praktikan dapat melihat dengan jelas gejala yang ditinggalkan oleh masing-masing hama
3.      Praktikan dapat mengetahui cara penyerangan dari masing-masing hama.
B.     Saran
Pada waktu melaksanakan praktikum, bahan-bahan yang digunakan harus lebih banyak lagi, untuk mempermudah dan mempercepat jalannya praktikum.
 Wahyu Wardani
ACARA V
MENGENAL BEBERAPA JENIS GULMA
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Setiap budidaya tanaman pasti selalu ada gangguan. Setiap gangguan tersebut pati selalu merugikan, gangguan tersebut merupakan masalah yang harus dikendalikan, salah satu gangguan yang sering dialami oleh para petani adalah gangguan yang disebabkan oleh tanaman pengganggu yang disebut gulma, gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan, tanaman ini tumbuh mengganggu tanaman utama. Gulma juga bisa disebut rumput tapi tidak semua jenis rumput bisa disebut gulma karena ada beberapa jenis rumput yang bisa memberikan manfaat untuk tanaman utama.
Rumput liar yang disebut gulma juga masih bisa dimanfaatkan sebagai makanan ternak, mengendalikan gulma sangat peting dilakukan tapi terkadang para petani tidak dapat membedakan jenis gulma dan rumput yang memberikan manfaat bagi tanaman utama, oleh karena itu penting mengenal jenis gulma agar tidak salah sasaran saat pengendaliannya.
B.     Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk memeperkenalkan beberapa jenis gulma.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Gulma adalah tumbuhan pengganggu yang bernilai negatif apabila tumbuhan tersebut merugikan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung dan sebaliknya tumbuhan dikatakan memiliki nilai positif apabila mempunyai daya guna bagi makhluk lainnya. Gulma juga merupakan tanaman yang kehadiranya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena menurunkan hasil yang bisa di capai oleh tanaman produksi. (Mangoensoekardjo, 1983)
            Gulma selalu terdapat pada setiap lahan pertanian dan tumbuh bebas apabila tidak dilakukan pengendalian dengan serius, secara fisik gulma bersaing dengan tumbuhan utama dalam hal pemanfaatan ruang, cahaya, dan secara kimiawi dalam hal pemanfaatan air, nutrisi, gas-gas penting dalam proses allelopati. Persaingan dapat berlangsung bila komponen yang dibutuhkan oleh gulma atau tanaman utama berada pada jumlah yang terbatas, jaraknya berdekatan dan bersama-sama dibutuhkan. (Arie .A, 1994)
            Ada beberapa jenis gulma berdasarkan respon herbisida, termasuk gulma rumput, rumput mempunyai batang bulat dan pipih berongga, kesamaannya dengan teki karena betuk daunnya sama-sama sempit. Tetapi dari sudut pengendaliannya terutama responnya terhadap herbisida berbeda. Berdasarkan bentuk masa pertumbuhan dibedakan gulma rumput semusim (annual) dan gulma tahunan (perennial). Rumput semusim tumbuh melimpah tetapi kurang menimbulkan masalah dibandingkan gulma rumput tahunan. Secara umum kerugian yang ditimbulkan gulma dapat dibagi menjadi dua yaitu; kerugian secara langsung maupun tidak langsung. Kerugian langsung terjadi akibat kompetisi yang dapat mengurangi jumlah panen, termasuk didalamnya mengurangi hasil panen, baik secara keseluruhan maupun tidak. Dan penurunan kualitas hasil panen sebagai akibat pencemaran oleh biji-biji gulma, sedangkan kerugian yang tidak langsung terjadi akibat kopetisi yang dapat menimbulkan kerugian tetapi secara tidak langsung dari hasil panen seperti gulma dapat menjadi inang bagi hama dan penyakit tanaman. (Moernadis .J, 1990)
            Adanya berbagai definisi dan deskripsi gulma menunjukkan bahwa golongan gulma mempunyai kisaran karakter luas dan mempunyai konsekuensi dalam pemberantasan dan pengelolaannya dalam mengidentifikasi atau mengenali gulma dapat ditempuh satu atau kombinasi dari sebagian atau seluruh cara-cara antara lain; membandingkan gulma tersebut dengan material yang telah diidentifikasi pada herbarium, konsultasi langsung dengan para ahli dibidang yang besangkutan, mencari sendiri, membandingkan dengan ilustrasi yang tersedia. (Sukman yakub, 2001)
            Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh ditempat yang tidak dikehendaki yang mana tempat tersebut diperuntukkan bagi tanaman lain, jadi gulma disini dapat mengganggu dan merupakan tumbuhan yang mempunyai pengaruh negatif (harmfull). (Harper, 1960)

BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tenpat Praktikum
Praktikum organisme pengganggu tanaman (OPT) dilaksanakan pada hari jum’at pukul 09.10 WITA sampai selesai tnggal 2 Desember 2011, bertempat di laboraturium produksi tanaman kampus lama Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
B.     Alat dan Bahan Praktikum
1.      Alat-alat Praktikum
Alat tulis menulis
2.      Bahan-bahan praktikum
·         Cyperus monocephalus
·         Amarantus spinosus
·         Eichornia Sp
·         Philanthus urinarica
·         Digitaria sanguinalis
·         Marcelia crenata
C.     Langah Kerja
1.      Disiapkan beberapa jenis gulma yang ada dilahan pertanian, gulma diamati kemudian digambar
2.      Setelah selesai digambar kemudian diberikan keterangan masing-masing setiap gulma.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
1.      Cyperus monocepalus

Sistematika:
Filum   : Monocotiledonae
Kelas   : Spermatophyta
Ordo    : Cyperceae
Famili  : Cyperales
Genus  : Cyperus
Spesies: Cyperus monocephalus
Keteranagan
            Cyperus monocephalus merupakan gulma teki mempunyai sistem perakakaran serabut yang tumbuh menyambung dengan bentuk umbi yang banyak, tiap umbi mempunyai mata tunas batang tegak lurus dan berbentuk tumpul atau segitiga , dan mempunyai bunga yang berbetuk bulat pada ujung batang tengah daun yang bercabang tiga.

2.      Amarantus spinosus

Sistematika:
Filum   : Mognoliphyta
Kelas   : Mognoliopsida
Ordo    : Cariophyllaes
Famil   : Amaranthaceae
Genus  : Amarantus
Spesies: Amarantus spinosus
Keterangan
            Amarantus spinosus merupakan rumput gulma, biasa disebut bayam duri termsuk jenis tanaman amarantu, tumbuhan ini mempunyai batang lunak dan basah, biasanya batang tanaman ini berwarna ungu hijau, tingginya dapat mencapai 1 meter, pada pohon batang tepatnya dipangkal tangkai daun terdapat duri, bentuk daun menyerupai belahan ketupat dan berwarna hijau muda.

3.      Eichornia Sp

Sistematika:
Filum   : Magnohophyta
Kelas   : Liliopsida
Ordo    : Liliates
Famili  : Pontederiaceae
Genus  : Eichornia
Spesies: Eichornia Sp
Keterangan
Eichornia Sp adalah Enceng gondok yang merupakan gulma air yang mengapung biasanya banyak terdapat di sungai-sungai, meskipun disebut gulma tanaman ini bisa terlihat indah dan bercahaya dimalam hari. Tanaman ini hanya dapat hidup di daerah berair, sebagian besar tubuh tanaman ini mengandung air. Tanaman ini memilki kecepatan tumbuh tinggi, mudah menyebar melalui saluran air.

4.      Philanthus urinarica


Sistematika:
Filum   : Magnoliophyta
Kelas   : Manoliopsida
Ordo    : Euphorbiales
Famili  : Euphorbiaceae
Genus  : Philanthus
Spesies: Philanthus urinarica
Keterangan
            Philanthus urinarica merupakan salah satu jenis gulma dari kelompok meniran, memiliki batang  bulat panjang dan basah, memiliki tinggi kurang dari 50 cm memiliki daun bersirip genap setiap satu tangkai dan terdiri dari daun majemuk yang mempunyai ukuran kecil dan berbentuk lonjong, bunga berada pada ketiak daun berbentuk butiran-butiran kecil bulat.

5.      Digitaria sanguinalis

Sistematika:
Filum   : Magnoliopita
Kelas   : Liliopsida
Ordo    : Poales
Famili  : Poaceae
Genus  : Digitaria
Spesies: Digitaria sanguinalis
Keterangan
            Digitaria sanguinalis memiliki batang yang keras dan panjang, berdaun sempit seperti teki menjulur dari batang, sistem perakaran serabut, memilki bunga yang bercabang tiga pada ujung batang.
                
6.      Marcelia crenata

Sistematika:
Filum   : Pteridophyta
Kelas   : Pteridopsida
Ordo    : Salvinialis
Famili  : Marsileaceae
Genus  : Marcelia
Spesies: Marcelia crenata
Keterangan
            Marcelia crenata merupakan gulma dari jenis semanggi dan merupakan paku air, daun bercabang tiga menyerupai hati, daun tipis dan batang kurus, hidup ditempat yang lembab.

BAB V
PEMBAHASAN
            Praktikum organisme pengganggu tanaman (OPT) kali ini membahas tentang gulma, gulma adalah segala tanaman yang tumbuh pada tempat yang tidak diainginkan, tempat yang tidak diinginkan adalah daerah lahan tumbuh utuk tumbuhan budi daya, gulma yang diamati pada praktikum ini adalah; Cyperus monosephalus, Amarantus spinosus, Eichornia Sp, Philanthus urinarica, Digitaria sanguinalia dan Marcelia crenata.
Cyperus monocephalus merupakan gulma teki mempunyai sistem perakaran serabut yang tumbuh menyambung dengan bentuk umbi yang banyak, tiap umbi mempunyai mata tunas batang tegak lurus dan berbentuk tumpul atau segitiga, dan mempuntai bunga yang berbetuk bulat pada ujung batang tengah daun yang bercabang tiga.
            Amarantus spinosus merupakan rumput gulma, biasa disebut bayam duri termsuk jenis tanaman amarantu, tumbuhan ini mempunyai batang lunak dan basah, biasanya batang tanaman ini berwarna ungu hijau, tingginya dapat mencapai 1 meter, pada pohon batang tepatnya dipangkal tangkai daun terdapat duri, bentuk daun menyerupai belahan ketupat dan berwarna hijau muda.
Eichornia Sp adalah Enceng gondok yang merupakan gulma air yang mengapung biasanya banyak terdapat di sungai-sungai, meskipun disebut gulma tanaman ini bisa terlihat indah dan bercahaya dimalam hari. Tanaman ini hanya dapat hidup di daerah berair, sebagian besar tubuh tanaman ini mengandung air. Tanaman ini memilki kecepatan tumbuh tinggi, mudah menyebar melalui saluran air.
Philanthus urinarica merupakan salah satu jenis gulma dari kelompok meniran, memiliki batang  bulat panjang dan basah, memiliki tinggi kurang dari 50 cm memiliki daun bersirip genap setiap satu tangkai dan terdiri dari daun majemuk yang mempunyai ukuran kecil dan berbentuk lonjong, bunga berada pada ketiak daun berbentuk butiran-butiran kecil bulat.
Digitaria sanguinalis memiliki batang yang keras dan panjang, berdaun sempit seperti teki menjulur dari batang, sistem perakaran serabut, memilki bunga yang bercabang tiga pada ujung batang.
Marcelia crenata merupakan gulma dari jenis semanggi dan merupakan paku air, daun bercabang tiga menyerupai hati, daun tipis dan batang kurus, hidup ditempat yang lembab.

BAB VI
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Praktikan dapat mengenal beberapa jenis gulma
2.      Gulma merupakan tanaman pengganggu tanaman yang kehadirannya tidak diinginkan
3.      Gulma dapat menimbulkan kerugian bagi tanaman utama
4.      Terjadinya kompetisis antara gulma dengan tanaman utama.
B.     Saran
Diharapkan praktikum yang selanjutnya sama dangan praktikum kali ini karena bahan cukup banyak sehingga praktikan tidak perlu mengantri untuk mendapatkan bahan.

Wahyu Wadani
ACARA VI
MENGENAL GEJALA SERANGAN BEBERAPA PATOGEN PENYEBAB PENYAKIT
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Penyakit tanaman merupakan masalah penting bagi pergerakan pertanian, karena tidak jarang penyakit yang dialami oleh tanaman budidaya dapat mengakibatkan kematian bagi tanaman tersebut, namun kehadiran penyakit tanaman sering kali tidak disadari oleh para petani, sehingga pada saat para petani menyadari bahwa tanaman mereka terkena serangan penyakit, mereka baru sadar bahwa tanaman mereka sudah mati. Hampir semua jenis penyakit tanaman dapat merugikan bagi tanaman atau bahkan dapat menyebabkan kematian bagi tanaman, namun ada beberapa jenis penyakit yang tidak merugikan bagi tumbuhan, justru memeberikan manfaaat secara ekonomi, seperti penyakit yang dialami bunga sepatu yang disebabkan oleh virus, serangan virus ini mengakibatkan terjadinya perpecahan warna pada bunga. Perpecahan warna ini dapat memberikan nilai ekonomi yang tinggi bagi tanaman yang terserang.
Perpecahan warna yang dialami bunga sepatu dapat menyebabkan warna dari bunga menjadi beragam, warna bunga bukan hanya satu sehingga bunga menjadi lebih menarik, hal inilah yang menyebabkan bunga menjadi memilki nilai ekonomi yang tinggi.
B.     Tujuan Praktikum
Untuk mengenal beberapa gejala serangan yang diakibatkan oleh beberapa patogen penyebab penyakit.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Organisme pengganggu tanaman seperti penyakit dapat memberikan keuntungan bahkan kerugian bagi tanaman, penyakit tanaman yang memberi kerugian bagi tanaman adalah penyakit yang di sebabkan oleh jamur, bakteri dan nematode, penyebab penyakit ini dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi tanaman, sedangkan penyakit tanaman yang memberikan keuntungan bagi tanaman adalah virus yang menyebabkan mosaik pada suatu tanaman tertentu dapat memberikan keuntungan secara ekonomi. (Semangun, 1991)
            Nematode merupakan penyakit yang sering dialami tanaman, penyakit ini biasanya meyerang akar tanaman sehingga mengakibatkan kerusakan pada hampir seluruh bagian tumbuhan. Untuk menghindari seranagan nematode petani dianjurkan untuk memakai bibit unggul, tidak dilakukan penanaman  tanaman yang sama sepanjang tahun tapi dilakukan penanaman berganti untuk menghindari terbetuknya nematode. (Pracaya, 2007)
            Penyakit tanaman merupakan salah satu penyebab kerusakan suatu tanaman, penyakit dapat memberikan dampak buruk atau bahkan dapat menyebaban memberikan keuntungan, penyakit tanaman ini menyerang tanaman hampir secara keseluruhan sehingga dapat menyebabkan kerugian total pada tanaman sehingga dapat mengakibatkan kerugian bagi para petani. (Anonim, 2010)
 BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum organisme pengganggu tanaman (OPT) dilaksnakan pada hari jum’at tanggal 9 Desember 2011 pukul 09.10 WITA sampai selesai, brtempat di laboratorium produksi tanaman kampus lama, Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
B.     Alat dan Bahan Praktikum
1.      Alat-alat Praktikum
Alat tulis menulis.
2.      Bahan-bahan praktikum
·         Daun pisang
·         Daun padi
·         Pacar air
·         Daun bunga sepatu
C.     Langkah Kerja
1.      Disiapkan bagian tanaman yang terserang
2.      Digambar bagian tanaman yang terserang tersebut
3.      Setelah selesai digambar, kemudian berikan keterangan tentang gejala yang diamati dan patogen penyebabnya.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
1.      Gejala serangan kerat daun

Keteranagan
            Daun pisang-pisangan ini terkena serangan kerat daun yang diakibatkan oleh jamur, pada daun terdapat bulatan-bulatan coklat menandakan bahwa daun keriang, bulatan coklat yang terdapat pada daun dikelilingi warna kuning yang disebut halo, nama penyakit ini adalah Hemileia vastatrix.
2.      Gejala serangan hawar

            Keterangan
            Hawar pada daun padi ini disebabkan oleh bakteri, bakteri ini menyebabkan daun padi menjadi kering kemerahan, warna daun padi menjadi merah kuning kecolatan, terdapat bercak yang lama-kelamaan membesar berwarna kuning coklat kemerahan, kuning dan tembus cahaya diantara pembuluh. Gejala ini disebabkan oleh penyakit Xanthomonas oryzae pv oryzae.
3.      Gejala serangan bintil akar

Keterangan
            Bintil akar (puro) pada pacar air yang disebabkan oleh nematoda yang mengakibatkan adanya bintil-bintil pada akar yang berisi air, memilki batang yang lunak dan lama-kelamaan menjadi keras yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi kayu warna coklat biasanya dinamakan Meloidogyne Sp.

4.      Gejala serangn mosaik

Keterangan
            Serangan mosaik pada bunga sepatu yang disebabkan oleh virus yang mengakibatkan daun bunga sepatu memiliki dua jenis warna atau lebih, atau biasa disebut perpecahan warna pada bunga yang mengakibatkan bunga memiliki nilai ekonomi tinggi. Penyakit ini dinamakan Mozaic virus.
 BAB V
PEMBAHASAN
            Praktikum organisme pengganggu tanaman (OPT) kali ini membahas tentang pengenalan gejala penyakit tanaman, contoh gejala penyakit tanaman adalah gejala serangan kerat daun, gejala serangan hawar daun, gejala serangan bintil akar dan gejala serangan mosaik.
            Daun pisang-pisangan ini terkena seranagan kerat daun yang diakibatkan oleh jamur, pada daun terdapat bulatan-bulatan coklat menandakan bahwa daun kering, bulatan coklat yang terdapat pada daun dikelilingi warna kuning yang disebut halo, nama penyakit ini adalah Hemileia vastatrix.
            Hawar pada daun padi ini disebabkan oleh bakteri, bakteri ini menyebabkan daun padi menjadi kering kemerahan, warna daun padi menjadi merah kuning kecoklatan, terdapat bercak yang lama-kelamaan membesar berwarna kuning coklat kemerahan, kuning dan tembus cahaya diantara pembuluh. Gejala ini disebabkan oleh penyakit Xanthomonas oryzae pv oryzae.
            Bintil akar (puro) pada pacar air yang disebabkan oleh nematode yang mengakibatkan adanya bintil-bintil pada akar yang berisi air, memilki batang yang lunak dan lama-kelamaan menjadi keras yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi kayu warna coklat biasanya dinamakan Meloidogyne Sp.
            Serangan mosaik pada bunga sepatu yang disebabkan oleh virus yang mengakibatkan daun bunga sepatu memiliki dua jenis warna atau lebih, atau biasa disebut perpecahan warna pada bunga yang mengakibatkan bunga memiliki nilai ekonomi tinggi. Penyakit ini dinamakan Mozaic virus.

BAB VI
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Praktikan dapat melihat secara langsung gejala dari serangan penyakit
2.      Praktikan dapat melihat beberapa jenis penyakit yang dialami oleh tanaman
3.      Praktikan dapat mengetahui penyakit yang memberikan keuntungan dan penyakit yang merugikan
B.     Saran
Buat co.ass jangan terlalu ribut, karena mengganggu praktikan bekerja.

Wahyu Wardani
ACARA VII
PENGENALAN PENYEBAB PENYAKIT
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Penyakit tanaman biasanya disebabkan oleh beberapa faktor seperti bakteri, jamur, virus dan nematoda, cara penyerangan dan gejala yang ditimbulkan oleh penyebab penyakit tersebut bebeda, seperti virus dapat menguntungkan dan tidak perlu pengobatan dan pencegahan karena dapat bermanfaat secara ekonomi seperti perpecahan warna pada bunga, sehingga menyebabkan bunga mempunyai warna lebih dari satu warna.
Nematoda menyerang akar dan dapat merugikan tanaman bahkan dapat mengakibatkan tanama mati, penyebab penyakit tanaman yang satu ini cukup sulit diobati bahkan keberadaan sangat sulit diketahui dan saat disadari tanaman yang terserang sudah mati karena itu peyebab penyakit tanaman ini lebih baik jika dilakukan pencegahan dari pada pengobatan, cara pencegahan nematoda biasanya dilakukan dengan cara pemilihan bibit unggul dan melakukan penanaman berganti atau tidak menanam tanaman yang sama sepanjang tahun.
B.     Tujuan Praktikum
Untuk mengenal beberapa penyebab penyakit dengan mengamatinya melalui preparat.

 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Penyakit tanaman merupakan penyakit yang menyerang tanaman yang tidak dapat dilihat secara kasat mata penyerangannya, tanaman diketahui terkena penyakit apabila telah timbul gejalanya baik pada akar, batang, daun dan bunga atau buah suatu tanaman, penyakit tanaman lebih banyak menyebabakan kerusakan pada tanaman bahkan terjadinya kematian pada suatu tanaman. (Anonim, 2011)
            Penyakit tanaman merupakan penyakit dari suatu tanaman yang biasanya menyebabkan kematian pada tanaman, tapi tidak semua penyakit tanaman dapat menyebabkan kematian pada tanaman, bahkan dapat menguntungkan bagi tanaman dan makhluk hidup disekitarnya, penyakit tanaman disebabkan oleh beberapa faktor seperti virus, jamur, dan bakteri, ada juga beberapa penyakit tanaman yang menyerang tanaman melalui bantuan dari serangga, contohnya Aphis. ( Anonim, 2010)
            Nematoda merupakan penyakit yang sering dialami tanaman, penyakit ini biasanya meyerang akar tanaman sehingga mengakibatkan kerusakan pada hampir seluruh bagian tumbuhan. Untuk menghindari seranagan nematoda petani dianjurkan untuk memakai bibit unggul, tidak dilakukan penanaman  tanaman yang sama sepanjang tahun tapi dilakukan penanaman berganti untuk menghindari terbetuknya nematoda. (Pracaya, 2007)

BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum organisme pengganggu tanaman (OPT) dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 16 Desember 2011 pukul 09.10 WITA sampai selesai, bertempat di laboratorium produksi tanaman kampus lama, Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
B.     Alat dan Bahan Praktikum
1.      Alat-alat praktikum
·         Mikroskop cahaya
·         Alat tulis menulis
2.      Bahan-bahan praktikum
·         Preparat Pseudomonas solanaccarum
·         Preparat Fusarium Sp
·         Preparat Prantilenchus
C.     Langkah Kerja
1.      Disiapkan preparat penyakit yang akan diamati
2.      Digambar preparat pada mikroskop, dan diberi keterangan.


 BAB IV
HASIL PENGAMATAN
1.      Pseudomonas solanaccarum
Keterangan
Pseudomonas solanaccarum merupakan bakteri penyebab penyakit tanaman, bakteri ini diamati menggunkan mikroskop, dari mikroskop terlihat bentuk dari bakteri ini seperti jahitan tangan pada kain, berwarna merah, tidak mengumpul terpisah-pisah setiap bagian membentuk memanjang.
2.      Fusarium Sp

Keterangan
            Fusarium Sp merupkan jamur dan salah satu penyebab penyakit tanamnan, dari hasil pengamatan di mikroskop dapt dilihat bentuk dari sel jamur ini, bentuknya seperti bulan sabit yang memiliki beberapa sekat, bentuk bulan sabit menandakan bahwa jamur tersebut termasuk makro.
3.      Prantilenchus



Keterangan
            Pranthilenchus merupakan salah satu penyakit tanaman yang termasuk golongan nematoda, biasanya menyerang akar, dari hasil pengamatan melalui mikroskop dapat dilihat betuk dari  sel nematoda betuknya seperti lapisan tipis kulit pohon yang telah teriris, menggumpal berwarna gelap bersekat.

BAB V
PEMBAHASAN
            Praktikum organisme pengganggu tanaman (OPT) kali ini membahas tentang pengenalan penyebab penyakit tanaman dengan mengamati sel penyakit menggunakan mikroskop, penyakit yang diamati diantaranya adalah Pseudomonas solanaccarum, Fusarium Sp, dan Prantilenchus.
Pseudomonas solanaccarum merupakan bakteri penyebab penyakit tanaman, bakteri ini diamati menggunkan mikroskop, dari mikroskop terlihat bentuk dari bakteri ini seperti jahitan tangan pada kain, berwarna merah, tidak mengumpul terpisah-pisah setiap bagian membentuk memanjang.
            Fusarium Sp merupkan jamur dan salah satu penyebab penyakit tanaman, dari hasil pengamatan di mikroskop dapat dilihat bentuk dari sel jamur ini, bentuknya seperti bulan sabit yang memiliki beberapa sekat, bentuk bulan sabit menandakan bahwa jamur tersebut termasuk makro.
            Pranthilenchus merupakan salah satu penyakit tanaman yang termasuk golongan nematoda, biasanya menyerang akar, dari hasil pengamatan melalui mikroskop dapat dilihat betuk dari  sel nematoda betuknya seperti lapisan tipis kulit pohon yang telah teriris, menggumpal berwarna gelap bersekat.


BAB VI
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Praktikan dapat melihat bentuk preparat sel dari nematoe, jamur dan bakteri
2.      Praktikan dapat melihat bentuk dan perbedaan dari masing-masing preparat sel penyakit
B.     Saran
Preparatnya yang digunakan dipastikan dulu sebelum diberikan kepada praktikan, sehingga menyebabkan praktikan mengulang menggambar sampai tiga kali.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Hawar  Daun. http://www.anekaplanta.wordpress.com
            . 2009. Hama-hama tanaman padi. http://www.skripsi_DenisAlchinBangun.com
            . 2009. Penyakit. http://www.wikipedia.com
            . 2010. Hama Padi. http://www.premiumblogertemplates.com
                        . 2010. Penyakit. http://id.wikipedia.org
            . 2011. Gulma. http://www.wikipedia.com
            . 2011. Hama Penggerek. http://www.balitjeruk@citrusindo.org
            . 2011. Nematoda. http://www.rosir08.student.ipb.ac.id
            . Gejala Serangan Hama. Nurul Utami  08’s blog
Arie, Arifin. 1994. Pelindung Tanaman, Hama, Penyakit dan Gulma. Surabaya: Usaha Nasional
Herman. 2003. Rugi Akibat Hama Walang Sangit. Sumbawa: Gaung Post
Mangoensoekardjo. 1983. Pengendalian Gulma Diperkebunan. Yogyakarta: Kanisus
Matnawy. 1989. Pelindung Tanaman. Yogyakarta: Kanisius
Moernadis, Jody. 1990. Pengantar Ilmu dan Pengendalian gulma. Jakarta: Rajawali Press
Mudjono, dkk.1991. hama Penting Tanaman Pangan. Malang: Brawijaya Univercity
Pracaya. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya
Semangun,H. 1991. Serangga. Yogyakarta: Gajah Mada Univercity press
Siregar, Amelia, Zuliyanti. 2007. Hama-Hama Tanaman Padi. Sumatra: USU press
Sukmanyakub. 2011. Gulma dan Tekhnik Pengendaliannya. Palembang: Sriwijaya Univercity
Wigiman. 2003. Hama Tanama: Cermin Morfologi ,biologi dan gejala serangan. Yogyakarta: Gajah Mada Univercity
 Disusun oleh Wahyu Wardani
berdasarkan hasil laporan dari: Wahyu Wardani dan I Gede Suarjana, Fakultas Pertanian UNRAM jurusan budidaya pertanian, pogram studi agroekoteknologi